Hodgson Buat Inggris Bahagia Usai Masa Kelam Capello

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Kamis, 26 Mar 2015 11:10 WIB
Roy Hodgson belum memberikan gelar bagi tim nasional Inggris namun keberadaannya di 'The Three Lions' begitu disukai oleh para pemain tim nasional.
Roy Hodgson bersama Wayne Rooney dalam sesi latihan tim nasional Inggris. (Reuters / Carl Recine)
Jakarta, CNN Indonesia -- Fabio Capello adalah pelatih yang tegas dan serius. Ia bahkan jarang tersenyum dan terlihat sering marah-marah. Masa-masa 'tak menyenangkan' itulah yang sempat dialami oleh tim nasional Inggris sebelum akhirnya Roy Hodgson datang membawa keceriaan.

Hodgson sudah tiga tahun menangani tim nasional Inggris. Meskipun belum berhasil membawa gelar besar dan bahkan malah tampil buruk di Piala Dunia lalu, para pemain tetap merasa nyaman bersama Hodgson.

"Saya bersyukur Hodgson kembali diberi kesempatan menangani tim ini. Para pemain Inggris sendiri sangat menginginkan Hodgson untuk terus bertahan," ujar bek Inggris Phil Jagielka seperti dikutip dari Mirror.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski belum berhasil membawa hasil positif, sikap Hodgson dalam memimpin tim nasional Inggris adalah hal utama yang membuat para pemain Inggris merasa cocok dilatih oleh pria berusia 67 tahun itu.

"Hodgson adalah tipe pelatih yang sangat disukai oleh para pemainnya," ucap Jagielka.

"Saya tidak ingin berkata dan menyerang Capello saat ini karena ia juga mengecap sukses dengan metode yang ia lakukannya, namun terkadang memang sulit untuk menjalani waktu di bawah sosok (Capello) yang seperti itu."

Capello menangani 'The Three Lions' dari 2008-2012 dan di masa-masa itulah para pemain Inggris mengalami hari-hari dalam bayang-bayang peraturan ketat yang kadang terasa aneh.

"Capello melarang penggunaan saus tomat di meja makan. Saat kami berjalan melewatinya, kami bingung menempatkan posisi dimana kami harus berdiri," kata Jagielka.

"Ia layaknya seorang Kepala Sekolah dengan peraturan-peraturan yang terlalu ketat di tangannya."

Sementara itu, Hodgson disebut Jagielka lebih cair dan dekat dengan para pemainnya.

"Ia bahkan bisa bercanda dengan saya. Ketika seorang pemain berjumpa dengannya, maka ia tak sungkan untuk mengajak pemain berbicara," kata bek Everton itu.

"Saat bertemu Hodgson di koridor, mungkin orang akan menyangka pembicaraan yang berlangsung hanya sekedar saling sapa. Namun 30 menit berselang, ternyata Hodgson masih antusias untuk terus berbincang-bincang."

Gelar untuk Pertahankan Hodgson

Rasa cinta para pemain pada Hodgson dan harapan agar Hodgson bisa terus dipertahankan sebagai pelatih Inggris tentunya akan sia-sia jika negara itu tak kunjung mendapat gelar besar.

Karena itulah, para pemain sangat antusias untuk berlaga di kualifikasi Piala Eropa 2016 untuk bisa memastikan satu tiket ke putaran final secepatnya.

Inggris sendiri saat ini menjadi pemuncak grup E dengan nilai 12 dari empat pertandingan yang sudah dimainkan.

"Kami harus menjalani putaran final dengan baik dan itu adalah cara kami untuk mempertahankan dan mendukung posisi Hodgson di tim nasional," tutur Jagielka.

"Di Piala Dunia lalu kami tampil apik di kualifikasi namun bermain buruk di putaran final. Itu tak boleh lagi terjadi dan kami punya para pemain yang bisa mewujudkan hal tersebut." (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER