Barcelona, CNN Indonesia -- Barcelona klaim bahwa yang terjadi bukanlah penggelapan, namun salah penghitungan pajak yang tidak seharusnya diajukan ke pengadilan tinggi Spanyol di Madrid.
Klub Katalan tersebut akhirnya mengajukan pembelaannnya terkait tuduhan penggelapan pajak dalam proses pembelian pemain serang asal Brasil, Neymar. Kasus ini pun menyeret bos Barcelon dan pendahulunya, Josep Batomeu dan Sandro Rosell.
Pihak Barcelona menambahkan, lantaran hanya salah penghitungan nominal pajak yang harus dibayarkan, maka persidangan cukup digelar di pengadilan biasa di Barcelona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, jaksa penuntut Spanyol meminta pengadilan menggelar persidangan terbuka terhadap Barcelona dan dua petingginya, Josep Bartomeu dan Sandro Rossel atas kasus penggelapan pajak.
Barcelona, Bartomeu, dan Rossel dituding telah melakukan penipuan pajak dalam kurun waktu 2011-2014 karena menyembunyikan harga pembelian pemain lini serang asal Brasil, Neymar. Kedua petinggi El Blaugrana itu pun terancam hukuman penjara seperti yang diajukan dalam tuntutan jaksa.
Ayah Neymar sendiri sudah angkat bicara. Sehari setelah jaksa menyampaikan tuntutannya, Neymar Senior menegaskan tak ada hal yang melanggar hukum dalam proses pembelian anaknya dari Santos ke Barca.
"Saya pastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam proses ini telah melakukan pekerjaannya sesuai hukum yang berlaku di Brasil dan Spanyol, juga statuta FIFA," kata sang ayah seperti dikutip dari
Marca.
Menurut berita yang diturunkan
The Australian, jaksa menuntut Bartomeu dengan hukuman dua tahun penjara. Sementara Rosell mendapat tuntutan lebih tinggi, yaitu tujuh tahun kurungan penjara.
Tak hanya ancaman kurungan penjara, jaks juga menuntut Barcelona sebagai klub dengan hukuman denda. Setidaknya lebih dari 22 juta euro atau sekitar 24 juta dolar Amerika Serikat.
(vri)