Jakarta, CNN Indonesia -- Dana sponsor yang belum turun akibat macetnya gelaran kompetisi Liga QNB 2015, menjadi alasan Persatuan Sepak-bola Indonesia Jakarta (Persija) belum membayar gaji para pemainnya selama tiga bulan terakhir.
"Iya (belum bayar), karena belum turun dana sponsornya. Kompetisinya kan belum bergulir, semua tersandera," kata ketua umum Persija, Ferry Paulus, saat dihubungi oleh
CNN Indonesia, Senin siang (13/4). "Hampir semua klub, bukan hanya kami. Kalau semua
on track, tidak ada masalah."
Satu bulan sebelumnya, Persija sendiri telah diberikan rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) untuk berlaga di Liga Super Indonesia. BOPI bahkan memasukkan Macan Kemayoran ke dalam Kategori A, atau klub yang telah melengkapi semua persyaratan proses verifikasi yang meliputi aspek legalitas, keuangan, (kontrak) atlet serta pengurus profesional, pembinaan pemain muda dan juga tanggung jawab sosial klub.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya ada lima klub yang diloloskan dengan catatan dan akan diawasi selama setengah musim kompetisi oleh BOPI, yaitu Mitra Kukar, Persela Lamongan, Pelita Bandung Raya, Gresik United, dan Perseru Serui.
Ketua BOPI, Noor Aman, mengaku belum mengetahui tentang penunggakan gaji tersebut. Prihal lolosnya Persija dalam verifikasi BOPI, Noor bertutur karena proses verifikasi hanya diusut hingga tahun 2014 atau ketika musim kompetisi sebelumnya berakhir.
"Yang 2015 belum (diverifikasi). Tapi kalau memang ada (penyimpangan), laporkan saja, akan kami buka," kata Noor.
"Awalnya sudah ada informasi dari APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia) tentang penunggakan gaji hingga 2014. Kemudian hasil itu kami verifikasi. Bahwa kemudian ada laporan nunggak yang belum ada kabarnya, maka itu termasuk verifikasi lanjutan."
Jika terbukti benar, kata Noor, klub-klub yang menunggak gaji tidak hanya akan turun kategori namun juga dapat dikeluarkan dari kompetisi. "Bisa jadi, tapi kami akan lihat nanti proses mereka," ucapnya.
Noor sendiri menyatakan bahwa ia sudah memperingatkan baik PSSI maupun PT Liga Indonesia untuk tidak menunda kompetisi. Menurutnya, penundaan tersebut sepihak dan tidak cukup alasan jika hanya karena ingin konsentrasi kepada kongres PSSI pada tanggal 18 April mendatang di Surabaya.
"Kemarin masih kontak-kontakan sama Pak Joko (Driyono, Sekjen PSSI dan CEO PT Liga Indonesia). Kami memberitahukan dia mengenai ini.
Ya kita ikuti saja," ucap Noor.
(vws)