Mengenal Piala Presiden, Ajang Tinju yang Lahirkan Pical

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Sabtu, 25 Apr 2015 12:23 WIB
Setelah vakum tiga tahun, gelaran Piala Presiden atau kejuaraan tinju amatir digelar kembali dengan menunjuk Palembang sebagai tuan rumah.
Petinju wanita asal Indonesia Erni Ronsumbre (merah) ketika bertarung dengan Petinju Thailand Tassama Lee Thong San (biru) dalam perebutan Piala Presiden Ke-22 kelas 57 kg, Palembang, Jumat, 24 April 2015. Erni gagal memenangkan pertandingan dengan kekalahan angka. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Palembang, CNN Indonesia -- Ring di atas Palembang Sport Convention Center (PSCC) menjadi saksi baku hantam ratusan petinju amatir dari 19 negara dalam kejuaraan tinju internasional Piala Presiden 2015.

Kejuaraan yang berlangsung sejak tahun 1970-an tersebut sempat melahirkan petinju-petinju kelas dunia dari Indonesia. Syamsul Anwar Harahap (1976) dan Ellyas Pical (1981) adalah dua sosok yang menjadi legenda tinju Indonesia dari kejuaraan tersebut.

Kurun waktu enam hari, Piala Presiden ke-22 digelar di Palembang dengan partai puncak akan berlangsung pada Sabtu (25/4). Piala Presiden tahun ini adalah gelaran yang pertama setelah vakum sejak 2011 silam dan menjadi ajang yang dapat dimanfaatkan bagi timnas tinju Indonesia untuk menghadapi Sea Games dan kualifikasi Olimpiade 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah mencatat, kejuaraan internasional tinju amatir itu pertama kali diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta pada 1976. Syamsul Anwar saat itu terpilih sebagai petinju terbaik setelah dalam laga final kelas welter ringan mengalahkan petinju Amerika Serikat, Thomas Hearns.

Dibuka di Senayan, diakhiri pula di Senayan. Perhelatan terakhir Piala Presiden atau kejuaraan itu berlangsung di Stadion Tennis Indoor, Senayan pada 2011 lalu. Saat itu Jepang menjadi juara umum.

Kini Piala Presiden dihidupkan kembali di kota yang akan menjadi salah satu tuan rumah Asian Games 2018, Palembang.

Saat mengumumkan pelaksanaan kembali Piala Presiden, seperti dikutip dari detik.com, Ketua Umum PB Pertina, Reza Ali pada Maret lalu mengatakan ada 25 negara yang akan ikut serta--di mana seluruh negara Asia Tenggara mengirim peserta. Namun, pada prosesi pembukaan, Ketua Pertina Sumsel Saifudin Aswari Rivai menyatakan ada 22 delegasi dari 19 negara yang ikut serta.

Ada 172 petinju yang terdiri atas 116 petinju putra dan 56 petinju putri yang telah berusaha menjadi yang terbaik akhir pekan ini di tujuh kelas untuk putra (terbang ringan 49 kg- kelas menengah 75kg) dam lima kelas putri (terbang ringan 48kg-kelas ringan 64kg).

Berdasarkan data yang dirangkum dari situs Pertina, dari 22 penyelenggaraan, Piala Presiden baru empat kali digelar di luar Jakarta. Empat kota itu antara lain Bogor (1997), Denpasar (2000), Batam (2004), dan kini Palembang.

Pada 2011 silam petinju Indonesia yang muncul sebagai yang terbaik di ajang Piala Presiden, Julio Bria, ikut dalam kontingen Asian Games di Incheon, Korea Selatan pada September 2014. Pada ajang pesta olahraga Asia tersebut, Bria tersingkir di babak 16 besar dalam pertandingan kelas terbang 52 kg di Asian Games.

Kini jelang Sea Games (SEAG) ke-28 di Singapura pada Juni mendatang, ajang Piala Presiden pun diwarnai unggulan yang diproyeksikan menjadi andalan dalam SEAG mendatang seperti Farran Papendang (60 kg), Kornelis Kwangu Langu (49kg), Rafli Langi (56kg), dan Vinky Montolalu (64kg).

Montolalu dan Bria lolos ke final Piala Presiden sementara Farand tersingkir di semifinal.

Sementara itu tim petinju amatir putri Indonesia yang diproyeksikan masuk pelatnas tinju untuk SEAG 2015 belum mampu berbicara banyak di kompetisi internasional tersebut. Novita Sinadia (51kg), Christina Jembay (57kg), Beatrichx Suguro (48kg), Norbertha Tajum (54kg) sudah tersingkir pada babak penyisihan. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER