Mou: Man City Seharusnya Alami Pengurangan Poin

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Jumat, 01 Mei 2015 16:53 WIB
Setelah melanggar aturan Financial Fair Play (FFP), Mourinho merasa Manchester City seharusnya alami pengurangan poin di Liga Primer Inggris musim lalu.
Manajer Chelsea, Jose Mourinho, menganggap City seharusnya mendapatkan hukuman pengurangan poin pada musim lalu. (Reuters/Stefan Wermuth)
London, CNN Indonesia -- Pada musim lalu, Manchester City dan Paris Saint-Germain masuk deretan klub yang tekena sanksi Federasi Sepak Bola Eropa, UEFA. Keduanyaharus membayar denda sebesar 50 juta poundsterling akibat melewati batas transfer yang ditetapkan.

Selain itu, dua raksasa Eropa tersebut juga hanya boleh membawa 21 pemain dari maksimal 25 di ajang Liga Champions, dan harus membatasi gaji para pemain mereka.

Namun menurut manajer Chelsea, Jose Mourinho, hukuman tersebut belumlah cukup. Merasa timnya selalu menuruti aturan Financial Fair Play (FFP) UEFA, Mourinho menegaskan Man City seharusnya mengalami pengurangan poin di ajang Liga Primer Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat City membayar 50 juta (poundsterling) karena melanggar aturan FFP, saya pikir itu sangat tidak adil. FFP seharusnya dipatuhi," ujar Mourinho kepada majalah resmi Asosiasi Sepak Bola Portugal.

Tak hanya itu, manajer asal Portugal tersebut juga merasa aturan FFP justru hanya menguntungkan klub-klub raksasa, yang memiliki basis suporter yang besar.

"FFP menguntungkan klub seperti Real Madrid, Barcelona, dan Bayern Munich, yang memiliki basis suporter besar serta banyak mendapatkan pendapatan dari iklan dan penjualan pernak-pernik," ujar Mourinho melanjutkan.

Liga Inggris Masih Tetap Kompetitif

Meski tidak menyertakan satupun wakil di Liga Champions, bagi Mourinho hal tersebut bukanlah indikasi Liga Inggris tak lagi kompetitif di Eropa.

"Inggris akan selalu menjadi liga yang paling spektakuler," ujar Mourinho menambahkan. "Memang benar tidak ada Real Madrid, Barcelona, atau Munich. Tetapi sebagai sebuah liga, Inggris tetap menjadi yang paling spektakuler."

Mou menilai produk yang dihasilkan Liga Inggris sangat menjanjikan. Misalnya banyak orang menyaksikan pertandingan antara Sunderland dan Newcastle.

Menurut Mourinho, kegagalan tim-tim Inggris bersaing di Eropa lebih disebabkan faktor ketatnya jadwal kompetisi mereka. Terlebih di periode Natal, yang tetap penuh dengan pertandingan.

Mantan manajer Madrid tersebut melanjutkan, banyak klub Inggris yang sudah mulai kehabisan gas setelah Natal dan mulai menurun pada periode Januari-Februari. (vri/vri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER