Mengenal Pacquiao, Pemilik Tangan Kiri Mematikan

M. Arby Rahmat | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Mei 2015 08:49 WIB
Kekalahan dari Erik Morales mengubah jalan hidup Manny Pacquiao sebagai seorang petinju, dari semula satu dimensi menjadi petinju yang komplet.
Manny Pacquiao belajar bertinju dari jalanan dan harus menelan kekalahan pahit dari Erik Morales sebelum gaya bertinjunya berubah. (Getty Images/Chris Hyde)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Manny Pacquiao saat ini kian melambung tinggi dan sedang hangat-hangatnya diperbincangkan khususnya di dunia tinju. Siapakah dia?

Pac-Man, demikian ia dijuluki, adalah seorang juara dunia profesional tinju dari Filipina. Ia akan segera melakukan pertarungan unifikasi gelar kelas welter WBO, WBA Super, dan WBC melawan petinju asal Amerika Serikat, Floyd Mayweather, di MGM Grand Garden Arena pada tanggal 2 Mei mendatang.

"Rasa, insting membunuh, dan fokus sepuluh tahun lalu seperti kembali. Saya sangat bersemangat," kata Pacquiao seperti yang dikutip dari situs News Day, Kamis (30/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertandingan tersebut adalah pertandingan ke-65 dalam karier tinju laki-laki berusia 32 tahun itu. Saat ini, Pacquiao memegang rekor 57 kali menang (38 diantaranya ia selesaikan dengan KO), 5 kali kalah, dan 2 kali seri.

Pacquiao tampak tidak begitu berbeda dari orang-orang Asia kebanyakan apabila dilihat dari postur tubuh. Meski hanya memiliki tinggi 169 cm, jika sudah berada di ring tinju, ia terlihat begitu gesit dan terkenal dengan pukulan nan cepat.

Hal tersebut membuat kemampuan bertinjunya tidak hanya diakui secara nasional, tapi juga internasional. Banyak petinju profesional dunia telah ia lawan dan kalahkan mulai dari pertarungan pertama Pacquiao melawan petinju asal Filipina, Edmund Enting Ignacio (22/01/1995), hingga petinju asal Amerika Serikat Chris Algieri (23/11/2014) yang keduanya kalah angka dari Pacquaio.

Tangan Kiri Maut

Pada awal berkarier, PacMan hanya memiliki dua senjata, yaitu kecepatan kaki dan pukulan tangan kiri yang mematikan. Sebagai 'petinju jalanan', Pacquiao tak mengenal dasar-dasar tinju yang benar, terutama dalam bertahan. Ini yang membedakannya dengan Mayweather yang memang berasal dari keluarga petinju.

Pacquiao muda tak mengenal caranya melayangkan pukulan namun harus terhindar pula dari pukulan. Ia juga terlalu emosional dan tak memiliki ketenangan untuk melakukan perhitungan di atas ring.

Namun dengan mengandalkan serangan lah Pacquiao terus menerus mendapatkan kemenangan. Para petinju veteran yang ia hadapi di awal kariernya tak punya jawaban untuk kecepatan, agresi, dan gairah bertarung Pacquaio.

Semua ini berubah ketika Pacquiao berjumpa dengan Erik Morales pada 2005. Morales memiliki cara yang efektif untuk mengalahkan PacMan: menghindar dari jangkauan tangan kiri Pacquiao dan kemudian menyerang balik ketika sang petinju Filipina melayangkan pukulan.

Pacquiao pun belajar untuk menguatkan pukulan tangan kanannya serta mempelajari cara bertahan. Tak ayal, ketika berjumpa lagi Morales, Pacquiao berhasil menjadi orang pertama yang menghantarkan kekalahan untuk Morales. Bahkan, pada pertemuan ketiga dengan Morales, Pacquiao sukses mengandaskannya pada ronde ketiga.

Atlet Terbaik Filipina

Setelah mengubah cara bertinjunya, bapak empat anak ini kemudian tak terbendung lagi. Ia kemudian jadi petinju pertama yang berhasil mendapatkan tujuh gelar di tujuh kelas yang berbeda (lima gelar juara dunia dari lima kelas berbeda dan dua gelar dari Ring Magazine untuk kelas bulu dan welter junior).

Meski kini Mayweather menjadi atlet termahal di dunia dari seluruh cabang olahrga, namun berdasarkan yang dilansir dari situs Forbes (1/5), Pacquiao pun sempat menjadi atlet dengan bayaran tertinggi di dunia pada tahun 2013.

Oleh Asosiasi Penulis Tinju Amerika (BWAA), Dewan Tinju Dunia (WBC), dan Organisasi Tinju Dunia (WBO), Pacquiao mendapat julukan petarung dekade 2000-an. Ia juga peraih gelar The Ring dan petinju terbaik berai BWAA tahun 2006, 2008, dan 2009.

"Saya bahagia dan bersyukur. Saya berterima kasih bahwa saya masuk ke dalam dunia tinju seperti Muhammad Ali dan Joe Frazier.

"Saya yakin saya suksea di duni tinju. Ring tinju adalh impian saya," ucap suami dari Jinky seperti yang diberitakan Reuters (5/6/2010).

Petinju bernama lengkap Emmanuel Dapidran Pacquiao ini, selain seorang atlet petinju, ia juga terlibat dalam tim bola basket baik sebagai pelatih maupun pemain. Ia juga pandai berpolitik, berakting dan bernyanyi.

Jelang pertarungan melawan Mayweather, Pacquiao mengaku optimistis dan menegaskan dirinya tidak hanya memiliki satu strategi bertarung dalam duel nanti. Delapan atau sembilan ratus teman dan keluarga dari Filipina dikabarkan akan hadir mendukung Pacquiao dalam pertarungan bernilai sekitar 400 juta dolar AS (setara Rp 5,1 triliun) itu.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER