Ketika Pay Per View Menguasai Dunia Tinju

Bowie Haryanto | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Mei 2015 20:25 WIB
Hak siar yang dijual dalam bentuk Pay Per View menjadi sumber pemasukan utama bagi seorang petinju. Sebenarnya apakah Pay Per View itu?
Floyd Mayweather dan Manny Pacquiao akan mendapatkan pemasukan terbesar dalam karier mereka karena pendapatan dari pay per view. (CNN Indonesia/Laudy Gravicia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertarungan tinju kelas welter antara Floyd Mayweather Jr. melawan Manny Pacquiao diprediksi akan mematahkan banyak rekor bisnis. Salah satunya adalah jumlah pendapatan pay per view televisi.

Ketika George Foreman menghadapi Evander Holyfield saling berhadapan pada pertarungan kelas berat 19 April 1991, itu adalah kali pertama pay per view untuk olahraga tinju dikenal masyarakat luas.

Meski sistem pay per view untuk tinju kali pertama digunakan saat pertarungan 'Thrilla In Manila' antara Muhammad Ali melawan Joe Frazier pada September 1975, namun angka signifikan pengguna pay per view baru terlihat pada pertarungan Foreman melawan Holyfield.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ingat pada hari Jumat sebelum pertandingan, kami mendapatkan telepon dari operator kabel yang mengatakan kotak elektronik tidak bisa memenuhi permintaan. Kami kaget melihat angka pembelian," ujar Mark Taffet, yang bertanggung jawab untuk pay per view HBO seperti dilansir ABC News.

Pertarungan Foreman melawan Holyfield adalah untuk kali pertama jumlah permintaan pay per view untuk tayangan tinju menembus lebih dari 1 juta. Ketika itu harganya 35,95 dolar AS untuk bisa menyaksikan pertarungan.

Pay per view pada dasarnya adalah sistem penyiaran di mana pemirsa televisi dapat membeli tayangan. Pemirsa bisa melihat tayangan yang mereka inginkan seperti sebuah film setiap saat, atau acara live seperti tayangan olahraga.

Target Rp2,5 triliun

Sistem pay per view untuk tayangan tinju terus berkembang. Hingga kini rekor permintaan pay per view tinju masih dipegang pertarungan Mayweather melawan Oscar De La Hoya pada 2007 dengan 2,48 juta permintaan tayangan.

Sedangkan rekor pendapatan pay per view masih dipegang petarungan Mayweather melawan Saul Alvarez pada 2013. Ketika itu perusahaan televisi Showtime mendapatkan pemasukan hingga 150 juta dolar AS atau setara Rp1,9 triliun.

Untuk pertarungan Mayweather melawan Pacquiao, pihak Showtime serta HBO, selaku dua pemegang hak siar resmi untuk pay per view, menargetkan rekor permintaan tayangan sekaligus pendapatan.

Direktur eksekutif Showtime, Stephen Espinoza, mengatakan pihaknya menargetkan permintaan tayangan lebih dari 3 juta dengan pemasukan mencapai 200 juta dolar AS atau setara Rp2,5 triliun.

Harga pay per view pertarungan Mayweather melawan Pacquiao mencapai 90 dolar AS per tayangan, dengan versi high definition dijual 100 dolar AS.

"Kami mengharapkan memecahkan rekor pay per view. Kami belum tahu pasti angkanya, tapi kami sudah melihat lonjakan. Ada banyak indikasi pertarungan ini akan berlangsung sukses," ucap Espinoza.

Showtime, yang memiliki kontrak dengan Mayweather, mempersiapkan tayangan pertarungan bersama HBO dengan cara istimewa. Bahkan keduanya akan mengerahkan komentator play by play ternama HBO, Jim Lampley, dan analis tinju Showtime, Al Bernstein.

"Lampley dan Bernstein, dua orang penyiar paling berpengalaman dan terkenal di olahraga tinju. Keduanya adalah pasangan yang sempurna," ucap Espinoza.

Jangan harap bisa menyaksikan pertarungan Mayweather melawan Pacquiao secara streaming. Pasalnya, pihak Showtime dan HBO sudah menyiapkan langkah hukum bagi pihak yang menyiarkan pertarungan melalui streaming tanpa izin keduanya.

Showtime bahkan sudah menyeret dua situs, boxinghd.net and sportship.org, ke pengadilan karena berjanji akan menyiarkan pertarungan yang diprediksi akan meraup pemasukan hingga 400 juta dolar AS (setara Rp5,1 triliun) ini. (har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER