Putra Permata Tegar Idaman
Putra Permata Tegar Idaman
Menggemari bulutangkis dan mengagumi Roberto Baggio sejak kecil. Pernah bekerja di harian Top Skor dan Jakarta Globe. Kini menjadi penulis di kanal olahraga CNN Indonesia

Apa yang Tersisa di Dunia Tinju Pasca Mayweather-Pacquiao?

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Mei 2015 19:30 WIB
Seusai pertarungan antara Floyd Mayweather Jr dan Manny Pacquiao, dunia tinju mungkin akan kehilangan laga-laga yang akan menyedot perhatian dunia.
Pertarungan antara Floyd Mayweather dan Manny Pacquiao mungkin akan menjadi pertarungan terakhir tinju yang benar-benar mencuri perhatian dunia. (CNN Indonesia/Foto Olahan)
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Hari yang dinantikan oleh jutaan orang di dunia ini akhirnya segera tiba. 2 Mei di MGM Grand Las Vegas, Floyd Mayweather Jr. bakal beradu pukul melawan Manny Pacquiao. Rasa penasaran tentang siapa yang bakal lebih hebat di antara dua petinju fenomenal ini akan segera terjawab tak lama lagi.

Duel Mayweather Jr. lawan Pacquiao ini memang bakal dipastikan masuk dalam sejarah tinju dunia nantinya. Tanpa ragu, banyak pihak bahkan menyebut duel ini sebagai duel terhebat sepanjang sejarah tinju dunia, mengesampingkan pertarungan-pertarungan dari nama-nama legendaris yang sebelumnya pernah ada seperti Muhammad Ali, George Foreman, Mike Tyson, maupun Bernard Hopkins.

Dilihat dari latar belakang, duel ini memang menjanjikan sebuah pertarungan yang klimaks. Bagaimana seorang yang sudah lama berkuasa bakal bertemu dengan petinju yang merangkak dari bawah dalam perjalanan karirnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mayweather Jr., dari Amerika Serikat, jelas menggambarkan kehebatan, kemapanan, kemewahan, dan kesombongan. Dan ia berhak untuk itu, karena terbukti sejauh ini 'Money' tidak pernah kalah sepanjang karir profesionalnya.

Sementara itu Pacquiao, datang dari timur jauh, Filipina. Ia menggambarkan kesederhanaan, rendah hati, kerja keras, dan perjuangan.

Bagi mereka yang mencintai kisah-kisah heroik dimana si tokoh pahlawan datang dari bawah untuk kemudian mengalahkan raja penguasa, mungkin mereka akan ada di belakang Pacquiao.

Sementara itu bagi mereka yang tak suka dengan kisah mengharukan seperti itu dan lebih memilih kemapanan, mungkin bakal berada di belakang Mayweather Jr.

Secara kualitas teknik dan karakter, baik Mayweather Jr. dan Pacquiao sama-sama memiliki poin kuat dan terkait karakter, itu tak lepas dari latar belakang yang mereka miliki.

Selain latar belakang, duel ini kemudian menjadi makin menarik lantaran pertarungan ini akhirnya terlaksana setelah penantian panjang selama lima tahun.

Ketidaksepakatan soal pembagian nilai kontrak dan hak siar hingga tes darah jadi alasan-alasan yang sering mencuat dan menjauhkan duel Mayweather Jr versus Pacquiao jadi sebuah kenyataan.

Meskipun tak kunjung digelar, ikatan Mayweather Jr. dan Pacquiao tetap kuat seiring saling serang dan balas komentar yang mereka lakukan lewat media. Mereka tak pernah benar-benar berpisah, karena sejatinya perang urat syaraf terus berlangsung hingga saat pertarungan tiba.

Dan akhirnya hari itu pun tiba. Di saat banyak orang mulai pesimis bahwa duel Mayweather Jr versus Pacquiao akan benar-benar terlaksana, ternyata kedua petinju benar-benar menemukan sebuah kesepakatan.

Mereka yang kecewa sempat berkata bahwa duel ini terlambat beberapa tahun karena Mayweather Jr. dan Pacquiao sudah tak lagi berada di performa terbaiknya, namun nyatanya reaksi dunia secara umum tetaplah luar biasa.

Tiket melambung tinggi, bayaran fantastis, sponsor yang berebut masuk ingin berpartisipasi adalah salah satu efek yang mengikuti kepastian terjadinya pertarungan ini.

Semua efek luar biasa tersebut kemudian menyuarakan sebuah pertanyaan, bagaimana status duel Mayweather Jr. lawan Pacquiao di mata dunia tinju saat ini?


Jika setelah 2 Mei nanti olahraga tinju dihapuskan dari dunia ini, maka pantaslah para penggemar tinju di dunia ini berpesta dan bersorak. Duel Mayweather Jr. lawan Pacquiao bisa jadi penutup yang manis sebelum tinju resmi dilarang beredar di dunia ini.

Namun pada kenyataannya, tinju akan selalu tetap ada. Dan setelah 2 Mei nanti, sulit untuk membayangkan apa yang terjadi.

Tak bisa dimungkiri, duel Mayweather Jr. lawan Pacquiao ini adalah 'kuncian' terakhir yang dimiliki oleh tinju profesional saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, gengsi tinju profesional masih dipertahankan oleh rivalitas Mayweather Jr dan Pacquiao.

Di luar Mayweather Jr. dan Pacquiao, dunia tinju profesional saat ini memang tengah kehilangan sinarnya. Tidak ada sosok yang benar-benar fenomenal di luar nama itu.

Kelas berat yang pada dekade-dekade sebelumnya selalu jadi primadona, kini lesu tak berdaya di bawah 'rezim' Wladimir Klitschko yang dominan namun membosankan.

Karena itulah, nama-nama paling menjual dari tinju profesional saat ini datang dari kelas pound for pound macam Miguel Angel Cotto, Juan Manuel Marquez, Amir Khan, dan tentunya Pacquiao serta Mayweather Jr.

Bayangkan, andai nama Pacquiao dan Mayweather Jr. sudah tidak lagi jadi jualan, entah siapa lagi yang bakal diapungkan oleh promotor-promotor tinju profesional sebagai tokoh utama yang bisa menarik perhatian banyak orang dan layak dibayar tinggi.

Dan bisa jadi, tingginya bayaran Mayweather Jr. lawan Pacquiao saat ini adalah lantaran tidak adanya lagi petinju di luar mereka yang bisa menyaingi popularitas mereka.

Seperti hukum jual beli, kini Mayweather Jr. dan Pacquiao menguasai pasar dan bisa mendapat harga tinggi. Bila saja mereka berdua satu generasi dengan Mike Tyson pada masa jayanya, rasanya masih bisa diperdebatkan perihal apakah hak siar mereka tetap membumbung tinggi seperti saat ini.

Dengan terealisasinya Mayweather Jr versus Pacquiao di MGM Grand pada 2 Mei mendatang, maka hilang sudah 'kuncian' terakhir yang dimiliki oleh dunia tinju profesional.

Jika Mayweather Jr. yang memenangkan pertandingan ini, maka hampir mustahil dia akan mengiyakan rematch yang diminta Pacquiao, kecuali tentunya ia tergiur oleh bayaran yang besar meski sepertinya nilainya tak akan sebesar pertemuan pertama.

Beda halnya jika Pacquiao yang memenangkan pertempuran nanti. Klausul rematch sudah pasti disodorkan dan ada kemungkinan dengan bayaran yang lebih tinggi karena dibalut oleh balas dendam kekalahan perdana yang dialami Mayweather Jr.

Andai Pacquiao menang, bukan hanya rematch yang terbayang, bahkan bisa pula jadi trilogi dan mungkin ini yang bakal tetap menyelamatkan pamor dunia tinju profesional dalam beberapa tahun ke depan.

Dan pada akhirnya hal-hal di atas merujuk pada sebuah kesimpulan, duel Mayweather Jr. lawan Pacquiao pada 2 Mei ini memang patut untuk dirayakan.

Selain sebagai sebuah pesta karena penantian panjang terhadap duel ini sudah berakhir, melainkan juga sebagai sebuah perayaan karena bisa jadi penikmat tinju di seluruh dunia akan puasa tontonan hebat dalam beberapa tahun mendatang lantaran dunia tinju profesional memasuki periode kelam.

(ptr)
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER