Las Vegas, CNN Indonesia -- Floyd Mayweather mengeluarkan sinyal paling kuat bahwa dia akan pensiun tahun ini setelah memberitahu anggota rombongan pengiringnya bahwa dia tidak akan bisa memperkerjakan mereka setelah pertandingan terakhirnya.
Mayweather menegaskan tidak akan terus bertinju setelah kesepakatan dengan Showtime terpenuhi, dan dia menulis surat kepada anggota timnya untuk memberitahu bahwa merekat tidak lagi diperlukan setelah dirinya pensiun.
Rombongan pengiring petinju ini memenuhi semua keperluannya, namun banyak dari mereka hanya memiliki tugas yang tidak penting.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya adalah bertugas membawa tas besar tempat Mayweather menyimpan uang tunai. Petinju ini memang terkenal senang membawa uang tunai dalam jumlah besar yang seringkali digunakan untuk berjudi.
Seorang anggota tim lainnya bertanggungjawab memberi permen karet jika Mayweather memintanya.
“Saya tidak akan bisa menjadi penyelamat kalian selamanya,” kata Mayweather kepada anggota rombongannya. “Semua ini pasti akan berakhir suatu ketika nanti.”
Mayweather, 38, akan bertarung dengan Manny Pacquiao untuk gelar juara dunia kelas Welter versi WBC, WBA dan WBO, namun dia mengatakan akan pensiun pada September setelah memenuhi kewajiban satu kali bertanding seperti yang diatur dalam kontrak dengan jaringan televisi AS Showtime.
Petinju AS ini mengatakan dia akan mendapat pembayaran sebesar US$200 juta dari pertandingan melawan Pacquio, jauh lebih besar dari petinju lainnya.
Dia selalu mengatakan telah menginvestasi pendapatannya dari ring tinju yang diperkirakan mencapai US$500 juta, meski hidup mewah dengan pengeluaran untuk rumah, mobil, perhiasan, baju dan pesawat pribadi.
Salah satu investasi Mayweather adalah perusahaan promotor tinju bernama Mayweather Promotions, dan tampaknya perusahaan ini akan terus berjaya. Minggu lalu, Badou Jack menjadi juara dunia ketiga dari perusahaan itu setelah mengalahkan Anthony Dirrel.
Sementara itu, muncul juga kekhawatiran bahwa Pacquiao, yang bisa mendapat penghasilan sebesar US$100 juta dari pertandingan ini, akan menghadapi masalah keuangan di masa depan karena sikapnya yang suka beramal. Bob Arum, promotor Pacquiao, memperkirakan petinju asal Filipina ini bisa membagikan setengah dari penghasilan itu.
Petinju ini juga menghadapi masalah pajak di Amerika Serikat dan Filipina.
Belajar dari Joe LouisMayweather dan Pacquiao tidak perlu menoleh jauh untuk melihat petinju yang ketika berkarir hidup dalam kemewahan, dan kesulitan ketika pensiun.
Di dekat Caesars Palace, Las Vegas, berdiri patung Joe Louis, juara dunia kelas berat paling lama. Seluruh penghasilan Louis dari ring tinju digelapkan atau diambil oleh dinas pajak, yang menuntut pembayaran atas dana yang disumbangkan termasuk sumbangan untuk yayasan amal angkatan bersenjata ketika Perang Dunia II. Situasi ini memaksanya kembali ke ring tinju dan bahkan berkarir sebagai pegulat.
Louis tidak pernah bertarung di Las Vegas. Dia pensiun jauh sebelum kota itu menjadi pusat pertandingan tinju, tetapi patungnya didirikan di sana karena dia bekerja sebagai penyambut tamu di Caesars Palace di akhir hidupnya.
Floyd Sr, pelatih dan ayah Mayweather, meminta puteranya untuk pensiun dan mengatakan dia akan senang jika puteranya itu berhenti bertinju setelah pertandingan melawan Pacquiao.
“Semua orang memiliki hak untuk mengambil keputusan kapan mereka pensiun atau terus berlaga dalam pertarungan, tetapi sekarang waktu yang tepat baginya untuk pensiun,” kata Mayweather Sr. “Jika anda berlama-lama, cepat atau lambat akan ada seseorang yang mengalahkan anda.”
 Floyd Mayweather biasanya tampil bersemangat di hadapan media, namun kali ini dia tampak lebih menahan diri. (Reuters/Joe Camporeale-USA TODAY Sports) |
Tak Lagi Antusias Terhadap TinjuMayweather sendiri bersikap jauh lebih tenang menjelang pertarungan di Las Vegas ini. Tampaknya komitmen ke media, terutama televisi, yang biasanya dimanfaatkan oleh Mayweather dengan semaksimal mungkin, tampaknya justru membebani dia.
Dia terlihat sudah kehilangan semangat terkait cabang olahraga ini. “Saya tidak banyak menonton pertandingan tinju, hanya sesekali saja jika ada pertandingan bagus,” ujarnya.
“Saya tidak tahu lagi nama petinju-petinju itu. Kami lebih suka meninggalkan tinju di tempat latihan. Ketika saya pulang, saya tidak menonton tinju.”
Menang atau kalah, Mayweather akan menjadi salah satu petinju terhebat dalam sejarah, dan juga petinju terkaya. Dan dia tampaknya bertekad untuk tetap mempertahankan kekayaannya itu.
“Saya selalu punya rencana permainan,” katanya. “Ini seperti catur. Saya mengambil langkah yang telah diperhitungkan di dalam dan di luar ring. Tujuan utama saya adalah mencapai titik saat ini.”
Jika menang atas Pacquiao dan dalam pertandingan terakhirnya nanti di bulan September, catatan bertanding Mayweather menjadi 49 kali menang, menyamai rekor tak terkalahkan Rocky Marciano petinju juara dunia kelas berat pada 1950-an.
Banyak spekulasi berkembang bahwa pertandingan ke-50 Mayweather ini nanti akan menjadi rebutan sengit antara Showtime dan pesaingnya HBO. Pertandingan ini kemungkinan diadakan bersamaan dengan pembukaan arena tinju canggih yang dijadwalkan dibuka tahun depan.