Jakarta, CNN Indonesia -- Laga Bayern Munich versus Barcelona bukan hanya sekadar ajang reuni
Blaugrana dengan Pep Guardiola, namun juga pertarungan dua tim dengan lini tengah terbaik di Eropa.
Pelatih kedua tim sendiri dibesarkan dengan metode yang sama ketika keduanya bermain untuk Barcelona. Tak heran baik Guardiola maupun Luis Enrique pun menggunakan taktik yang nyaris serupa: menguasai bola dengan umpan-umpan pendek, garis pertahanan tinggi, dan melakukan tekanan sejak lini depan.
Saat ini Munich dan Barcelona sendiri jadi dua tim di Eropa dengan persentase penguasaan bola paling tinggi, yaitu Barcelona dengan 69 persen sementara Munich 70 persen. Karena itu, pertemuan nanti malam juga akan menjadi pertarungan dua lini tengah terbaik di Benua Biru -- dengan sektor tengah sebagai kunci dalam penguasaan bola.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peran Xabi AlonsoDi kubu Munich, nama Xabi Alonso akan menjadi jenderal lapangan tengah yang akan mendikte permainan Bayern Munich.
Datang ke Liga Jerman pada usia 32 tahun, Alonso dengan cepat menjadi kunci permainan bagi tim Guardiola. Rataan pasing yang mencapai 105,4 per laga memang tidak menjamin umpan Alonso selalu efektif, namun setidaknya menjadi bukti bagaimana ia menjadi titik berat permainan dan rekan-rekannya
Namun kehandalan mantan gelandang Real Madrid ini menguasai lini tengah tidak terbatas pada sekadar memberikan umpan, namun juga menentukan ritme permainan.
Di bawah Carlo Ancelotti di Real Madrid, Alonso akan menjadi tumpuan pertama saat menyerang. Ia yang akan menentukan, apakah El Real akan membangun serangan dari bawah atau melakukan serangan balik secara cepat kepada Cristiano Ronaldo atau Gareth Bale di sayap kiri dan kanan.
Demikian pula ketika ia berada di Munich. Alonso juga yang memegang peran sebagai otak permainan.
Namun Barcelona bukan tim sembarangan. Dengan mengandalkan Ivan Rakitic, Sergio Busquets dan Andres Iniesta, Barcelona menjelma sebagai salah satu tim yang sangat baik menjaga sirkulasi bola dengan umpan-umpan pendek.
Pada laga nanti, Alonso tidak hanya harus membuktikan kemampuannya dalam menyerang namun juga dalam bertahan -- kelemahan Alonso terutama ketika berhadapan dengan tim yang melakukan
pressing ketat atau tim yang memiliki pemain cepat.
Untuk meringankan beban Alonso, maka peran Thiago Alcantara akan menjadi penting. Pemain yang diproyeksi akan menjadi kunci permainan Bayern di beberapa tahun mendatang, akan menjadi kunci dalam membantu Alonso di lini tengah.
Alcantara sendiri memiliki kemampuan untuk melindungi dan mempertahankan penguasaan bola seperti Sergio Busquets di Barcelona, yaitu dengan umpan-umpan pendek. Kehadirannya akan menjadi opsi bagi para pemain Munich untuk mengumpan dan juga untuk mengurangi beban rekan setimnya yang sedang memegang bola.
Alcantara lah yang akan menjadi pemain untuk menopang Alonso dan membagi beban
ball retention di lini tengah Munich, sehingga kelemahan fisik Alonso tidak akan terekspos.
Jika Alonso dan Alcantara berhasil melakukan hal ini, dan merebut penguasaan bola dari tangan Barcelona, maka hal ini berarti menghentikan suplai bola bagi trio Lionel Messi-Neymar-Luis Suarez yang menjadi senjata andalan Barcelona.
Namun jika gagal dan Rakitic serta Iniesta dibiarkan memberi umpan bagi ketiganya, maka Barcelona bisa saja membuat para penonton di Stadion Nou Camp bersorak-sorai gembira.
(vws)