Manchester, CNN Indonesia -- Manajer Manchester United, Louis van Gaal, memang akrab dengan momen-moneh aneh, baik di depan publik maupun di kamar ganti. Ia pernah menurunkan celananya di depan tim Bayern Munich dan juga membawa berlembar-lembar data statistik pemain ketika timnya dikatakan menggunakan taktik umpan-umpan panjang.
Semalam, van Gaal pun mengalami lagi momen aneh, tepatnya ketika ia memberikan pidato di malam penghargaan Manchester United di Stadion Old Trafford.
Pelatih asal Belanda tersebut mendapat giliran berbicara setelah ia memberikan penghargaan untuk David de Gea sebagai pemain terbaik versi para pendukung. Setelah memberikan pidato panjang dan berjalan kembali ke tempat duduknya, van Gaal memutuskan untuk kembali ke panggung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengambil pelantang suara dari pembawa acara, Hayley McQueen, pelatih berusia 63 tahun tersebut berkata:
"Saya ingin mengatakan sesuatu. Perhatikan sang manajer -- demikian kata Ryan Giggs kepada saya, dan ia selalu benar. Saya telah berkata kepada kalian bahwa kalian adalah suporter terbaik di dunia, namun pada malam ini saya kecewa -- dan saya akan berkata alasannya."
"Saya menyaksikan seorang wanita yang bermain saxophone secara fantastis. Berikan ia aplaus yang meriah," kata van Gaal sembari berjalan ke kanan dan kiri panggung.
Perkataan itu membuat para penonton memberikan tepuk tangan meriah dan kemudian van Gaal turun dan tidak kembali lagi ke panggung.
[Gambas:Youtube] Dalam pidato awalnya, van Gaal mengklaim bahwa United hanya berjarak dekat dengan Chelsea -- meski sebenarnya tertinggal 15 angka dengan liga masih menyisakan satu pertandingan lagi.
"Anda ingat laga tandang melawan Chelsea?" kata van Gaal soal pertandingan pada 18 April di Stadion Stamford Bridge yang dimenangkan The Blues dengan skor 1-0.
"Tidak, tidak, tidak, Anda harus mendengarkan. Saya meminta Anda untuk mendengar karena saat itu kami memiliki 50 angka dan [Wayne] Rooney duduk di ruang ganti dan berkata bahwa kami harus mencapai tempat kedua. Ia berkata seperti itu."
"Sebelumnya, kami menang dalam enam pertandingan beruntun dan lalu kami pergi ke Chelsea. Saat itu siapa yang menjadi tim terbaik? Memang sangat mudah untuk mengatakan hal itu tersebut sekarang. Saya percaya hal itu, namun itu yang sebenarnya terjadi."
"Kami memang kalah pada laga itu. Namun, kami mendapatkan 80 persen penguasaan bola dan mencetak 10 peluang semenentara mereka hanya tiga. Mereka hanya memiliki tiga peluang dan mereka memenangkan pertandingan itu."
"Jika saja kami memenangkan pertandingan itu, coba saja hitung berapa poin yang bisa kami dapatkan karena setelahnya kami kalah tiga kali secara beruntun."
"Yang ingin saya katakan adalah kami tak jauh berbeda dari Chelsea."
(vws)