Jakarta, CNN Indonesia -- Steven Gerrard dan Frank Lampard adalah dua sosok gelandang sentral timnas Inggris selama satu setengah dekade terakhir. Mereka berdua adalah sosok gelandang Inggris paling berpengaruh pada dekade 2000an.
Pada Awal dekade 2000an Gerrard sudah memiliki posisi yang stabil di lini tengah Liverpool. Sementara itu, Lampard--yang usianya dua tahun di atas Gerrard itu--baru bergabung dengan Chelsea dari West Ham United pada awal dekade tersebut.
Dua gelandang itu pun kerap disanding-sandingkan kemampuannya sebagai gelandang sentral sekaligus pemimpin di lini tengah untuk menjadi inspirasi bagi timnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika di liga Gerrard dan Lampard saling bersaing saat tim masing-masing bertemu, lain halnya di timnas Inggris. Kedua orang itu bahu membahu untuk mengembangkan serangan dan pertahanan di lini tengah The Three Lions.
Sayang, Gerrard dan Lampard tak mampu memberikan prestasi yang lebih baik bagi timnas Inggris di level internasional.
Dan, kedua pria itu tampaknya berjodoh satu sama lain. Lampard sudah lebih dulu mengakhiri kontrak dengan Chelsea dan memilih klub yang berlaga di kompetisi sepak bola Amerika (MLS), New York City.
Tawaran kontrak dari New York City itu dinilai Lampard lebih menyenangkan dibandingkan tetap bertahan di Chelsea. Namun, belum juga merumput, Lampard dipinjamkan New York City ke Manchester City, rival Chelsea.
Akhirnya Lampard bermain bersama
The Citizens, dari yang semula enam bulan dilanjutkan jadi satu musim. Dan, mulai bulan depan Lampard akan kembali ke Amerika untuk bergabung bersama New York City.
Sementara itu Gerrard juga sudah memutuskan untuk tak melanjutkan kontrak bersama Liverpool. Gelandang sentral yang akhir bulan ini akan genap 35 tahun itu pun memilih klub MLS, LA Galaxy sebagai pelabuhan barunya.
Sama halnya seperti Lampard, bulan depan Gerrard akan berada di Los Angeles dan membelanya meraih trofi MLS.
Namun, pada akhir musim ini, nasib Gerrard dan Lampard ternyata berbeda.
Lampard berhasil merengkuh kehormatan ketika mengakhiri laga pamungkas musim ini sebagai kapten yang bermain sejak menit pertama. Bukan hanya itu, Lampard juga mencetak gol pertama bagi kemenangan Manchester City pada laga pamungkas versus Sunderland di Stadion Etihad, Minggu (24/5) malam WIB.
Akhirnya ketika ia digantikan Jesus Navas pada menit ke-77, Stadion Etihad pun bergema oleh tepukan tangan yang menghormati Lampard.
Gerrard Dipermalukan Dua Pertandingan TerakhirLain Lampard, lain pula Gerrard.
Ketika Lampard mendapatkan tepukan kehormatan dan juga kemenangan untuk timnya, Gerrard justru sebaliknya. Gerrard memang mendapatkan tepukan kehormatan juga dari pendukung Liverpool, namun timnya dipermalukan tim lawan dalam dua laga terakhir.
Pada laga terakhir di Stadion Anfield, 16 Mei 2015, Gerrard harus mengucapkan perpisahan kepada pendukung klub yang membesarkan namanya setelah dikalahkan tim tamu, Crystal Palace, 1-3.
Kini, giliran menjalani laga terakhir, Gerrard dkk dipermalukan tim tuan rumah, Stoke City dengan skor 1-6. Satu-satunya gol Liverpool dicetak Gerrard pada menit ke-70.
Pada kenyataannya, Lampard ternyata lebih beruntung dibandingkan Gerrard. Dalam dua bulan terakhir, Lampard dan ManCity kalah dua kali dan menang enam pertandingna berturut-turut. Sementara itu, Gerrard dan Liverpool kalah lima kali, imbang dua kali, dan menang tiga kali.
Jika dilihat dari sisi trofi, Lampard telah meraih 14 trofi bersama klub-klubnya, sementara Gerrard menerima 10 trofi.
Kini, dua mantan gelandang sentral Timnas Inggris itu akan bermain di Negara Paman Sam. Siapakah di antara mereka berdua yang beruntung? Gerrard bersama juara bertahan MLS, LA Galaxy, atau Lampard bersama New York City.
(kid/kid)