Zurich, CNN Indonesia -- Dalam surat pengunduran dirinya, Sepp Blatter menyatakan bahwa FIFA membutuhkan perubahan secara mendasar hingga ke akar-akarnya, dan ia menyoroti peran Komite Eksekutif FIFA yang sulit dimintai pertanggungjawaban.
"Selama bertahun-tahun kami berusaha untuk melakukan reformasi secara administratif. Namun, terlihat jelas bagi saya bahwa perubahan ini mesti dilanjutkan karena hal ini belum cukup," demikian dinyatakan Blatter melalui suratnya.
"Komite Eksekutif FIFA adalah perwakilan para Konfederasi yang [pemilihannya] tidak bisa kami kendalikan, namun aksi-aksi mereka harus dipertanggungjawabkan FIFA."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Kami membutuhkan perubahan struktur secara menyeluruh."
"Jumlah Komite Eksekutif harus dikurangi dan anggota-anggotanya harus dipilih melalui Kongres FIFA. Pemeriksaan integritas seluruh anggota Komite Eksekutif harus diatur secara terpusat melalui FIFA dan tidak melalui Konfederasi."
"Kami membutuhkan pembatasan masa jabatan, bukan hanya untuk presiden namun juga seluruh anggota Komite Eksekutif."
Menurut Blatter, sebagaimana dicantumkan dalam surat, ia pernah memperjuangkan hal-hal di atas namun upayanya selalu mengalami hambatan.
Setelah menjabat presiden FIFA selama 17 tahun dan baru saja terpilih untuk menjabat kelima kali, Blatter mengumumkan pengunduran dirinya melalui sesi jumpa wartawan yang dilangsungkan di markas besar FIFA di Zurich, Swiss, pada Selasa (2/6) waktu setempat.
Pengunduran diri Blatter terjadi setelah skandal baru menerpa FIFA, yaitu terungkapnya keterlibatan Jerome Valcke dalam skandal suap US$ 10 juta untuk mengamankan Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010.
"Sebuah Kongres Luar Biasa akan digelar untuk menunjuk pengganti saya secepatnya," kata Blatter. "FIFA membutuhkan restrukturisasi secara mendalam. Karena itulah saya akan menyerahkan jabatan kepresidenan saya."
(vws)