Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap pagi di sebuah lapangan berukuran 5x13 meter di area kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), suara anak-anak Indonesia mengalun merdu menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lantunan ini berasal dari 42 atlet tuna grahita yang berasal dari 13 provinsi di seluruh Indonesia.
Bukan tanpa alasan mereka berjuang melawan kantuk setiap subuh. Demi minimal 15 emas dari Olimpiade Spesial Los Angeles, Amerika Serikat, yang akan berlangsung pada 21 Juli hinggga 4 Agustus nanti, dari Senin sampai Sabtu mereka bangun ketika matahari belum beranjak naik, menjalankan waktu rutin beribadah, dan kemudian melakukan upacara bendara.
Tak jarang pula para atlet yang membangunkan para pelatih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai kaget saya (dibangunkan). Mereka ini rajin-rajin lho," kata asisten Kepala Delegasi Indonesia untuk Olimpiade Spesial (SOIna), Slamet Sukriadi kepada CNN Indonesia, Selasa sore (9/6).
"Pernah saya tidak dibangunkan, pas ke lapangan, mereka sudah rapih berbaris."
Kebanyakan dari atlet ini memiliki keterbelakangan mental, tidak fokus, atau lemah pikiran. Namun, jiwa muda dan raga mereka yang membara dibaktikan penuh untuk Indonesia. Disiplin, adalah bekal utama yang ditanamkan Slamet kepada mereka agar sepenuhnya siap menghadapi lebih dari 7000 atlet disabilitas dari 170 negara di dunia.
Di sebelah kampus UNJ, terdapat Gelanggang Olahraga Rawamangun, milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dibangun pada tahun 1972. Gedung itu tidak terlalu besar, namun nampak terawat, bersih, dan cukup untuk menampung total 61 orang dari delegasi SOIna. Di sanalah para atlet tersebut akan mengasah kemampuan mereka berdasarkan cabang olahraganya masing-masing.
Ada sekitar 10 kamar yang ditempati oleh 4 orang atlet yang terpilih dari PORNas di Makasar tersebut. Masing-masing kamar atlet juga ditempati oleh satu orang pelatih, hal ini dimaksudkan agar hubungan antar atlet dengan pelatih menjadi semakin dekat.
Setelah sarapan, para atlet kembali berkumpul di lapangan untuk melakukan pemanasan dan kemudian berlatih menurut cabang olahraganya masing-masing dari pukul setengah tujuh sampai sembilan pagi.
"Setelah itu, istirahat. Jam 12 sampai jam 1 makan siang, kemudian latihan lagi dari jam dua siang sampai jam 6, dan selesai," ucap Hubungan Masyarakat SOIna, Natasya Vierashi Thursdinty.
Namun rutinitas yang sudah mengalir tanpa hambatan itu tak berarti semua berjalan mulus. Di awal-awal pelatnas, para pelatih pun butuh melakukan beberapa pendekatan khusus.
"Minggu pertama kami gunakan untuk beradaptasi secara fisik, karena mereka yang berasal dari daerah-daerah belum membangun kepercayaan pada kami, masih sangat tertutup dan sulit untuk mengarahkan," tutur Slamet.
Minggu kedua, ujar Slamet, para atlet diprediksi sudah dapat diberikan pemantapan materi-materi latihan seperti strategi dan teknik dasar. "Minggu ketiga, pengulangan yang telah dipelajari dan uji coba tanding dengan yang normal, agar mereka mendapatkan kembali suasana berkompetisi," katanya.
 Atlet-atlet tunagrahita berada di pelatnas untuk mengikuti Olimpiade Spesial Los Angeles. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat) |
Melawan Postur Tubuh LawanBagi atlet putri cabang olahraga Bulu Tangkis asal Jawa Barat, Ika Damayanti, dan Fadli, Olimpiade Spesial memiliki arti tersendiri.
Walau lelah, pebulutangkis yang bermain dalam kategori ganda, tunggal, dan campuran tersebut mengaku tetap semangat menjalani program latihan, demikian juga dengan Fadli Amirullah dari Sumatera Selatan yang akan bertanding dalam cabang olahraga atletik kategori lari 100 meter.
"Kami ingin berikan yang terbaik untuk Indonesia, mendapatkan banyak medali emas," kata Fadli.
Mereka adalah dua dari beberapa atlet disabilitas lainnya yang dapat diajak komunikasi. Tidak semua atlet tuna grahita yang rata-rata berusia di bawah 20 tahun tersebut dapat berbicara dengan lancar.
Negara-negara Eropa, Amerika Serikat, China, dan Uni Emirat Arab, adalah lawan yang menurut Slamet berat dihadapi Indonesia. "Dari postur kita sudah kalah. Tapi saya yakin kemungkinan untuk menang itu selalu ada," ujarnya.
(vws)