Murillo, Pahlawan Tak Disangka-Sangka yang Taklukkan Brasil

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Jumat, 19 Jun 2015 14:08 WIB
Pemain belakang timnas Kolumbia, Jeison Murillo, nyaris melewatkan Copa America karena cedera lutut dan ia mewarnai debutnya di timnas dengan sebuah gol.
Jeison Murillo membobol gawang Brasil dan membuat timnas Kolombia untuk pertama kalinya dalam 24 tahun terakhir menang atas Brasi. (REUTERS/Carlos Garcia )
Santiago, CNN Indonesia -- Satu tahun lalu, ketika Brasil menyingkirkan Kolombia dari Piala Dunia di perempat final, Jeison Murillo hanyalah seorang suporter Kolombia yang menderita kekecewaan hebat karena kekalahan tersebut.

Namun, di ajang Copa America pada Rabu (16/6) malam lalu, pemain belakang muda tersebut secara tak disangka menjadi pahlawan Kolombia, mencetak gol internasional pertamanya dan membawa negaranya menang 1-0 atas Brasil.

Sebuah balas dendam untuk kekalahan tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tembakannya di menit ke-36 membuat Kolombia mendapatkan kemenangan pertama atas Brasil dalam 24 tahun terakhir dan juga kemenangan ketiga dalam 28 pertemuan antar negara.

"Ini adalah gol terpenting dalam karier saya. Ini adalah sebuah mimpi yang menjadi nyata," kata Murillo kepada Reuters dalam suatu wawancara.

Satu tahun terakhir berjalan naik dan turun untuk Murillo.

Pada Oktober lalu, oleh Jose Pekerman ia dipanggil ke timnas untuk pertama kalinya dan ia kini bermain untuk Kolombia pada laga resmi pertamanya.

"Membuat debut di Copa America memang tidak mudah, namun saya selalu memiliki kepercayaan diri, karena saya percaya dengan kemampuan saya. Dan inilah yang seharusnya, yaitu memberikan diri Anda sebuah kesempatan," katanya.

"Saya berterima kasih kepada Tuhan untuk kemenangan kami dan juga untuk sebuah gol yang indah."

Pada titik tertentu, pemain berusia 23 tahun itu terlihat akan melewatkan Copa America. Pada April, ia menderita cedera lutut dan harus menepi selama satu bulan. Namun, setelah kecemasan lewat, ia bisa pulih tepat waktu untuk berangkat ke Chile.

Murillo tumbuh sebagai pemain di Deportivo Cali di kota kampung halamannya. Seperti pemain Amerika Latin sebelum dirinya, ia masuk ke benua Eropa dengan bergabung dengan klub Italia, Udinese.

Dari sana ia pindah ke Spanyol dengan dipinjamkan ke klub Granada, Cadiz, dan Deportiva Las Palmas. Setelah Copa berakhir, ia akan kembali ke Italia untuk bergabung dengan Inter Milan.

Murillo memuji rekan-rekan setimnya yang bermain baik ketika melawan Brasil.

"Semuanya bukan karena saya seorang, ini tentang kiper, para pemain belakang, dan juga dua penyerang di depan, para pengatur permainan, dan juga para penyerang," katanya.

"Hal terbaik tentang kami adalah kami bekerja dengan baik sebagai tim.  
 
 "Kami berhadapan dengan Brasil dengan rasa lapar, karena ketika kami melihat ke belakang, kami melihat bahwa kami tidak selalu mendapatkan hasil baik melawan mereka," katanya.

"Karena itulah hasil ini menjadi sangat penting dan juga membuat kami bahagia."

Murillo juga membuat tribut kepada suporter Kolombia, yang mengubah Stadion Santiago Monumental menjadi lautan kuning, merah, dan biru.

"Dukungan dari fans sangat penting. Kolombia adalah negara yang selalu mendukung sesamanya, apapun situasinya, dan hal itu menjadi bonus bagi kami di setiap pertandingan," katanya. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER