Garry Cook, Eks CEO ManCity yang Lebarkan Sayap UFC

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Minggu, 21 Jun 2015 12:56 WIB
Bermula dari Nike, kemudian hijrah ke ManCity, kini seorang Garry Cook menjadi sosok yang akan mengembangkan sayap UFC ke benua biru, Eropa.
Garry Cook menjadi sosok yang akan mengembangkan bisnis UFC di benua Eropa. (Getty Images/Boris Streubel)
Jakarta, CNN Indonesia -- Garry Cook mungkin tidak mengenakan celana tarung atau sarung tangan ketika berangkat bekerja. Namun bukan berarti sosoknya kurang penting ketimbang mereka yang bertarung bela diri campuran (MMA).

Dengan kemeja, dasi, dan setelan jas, mantan CEO Manchester City itu kini menjadi bagian krusial dari dunia Ultimate Fighting Championship (UFC) dan menggunakan keahliannya di bidang pemasaran untuk "berkelahi" dan membuat ajang tarung gaya bebas itu mendunia.

Nama Cook 'muncul' di dunia olahraga pada 2008, saat ia pindah dari Nike untuk menjadi CEO Manchester City. Cook merupakan bagian dari wajah baru City, yang awalnya terus menerus berada di bayang-bayang klub tetangga, Manchester United.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, kesuksesan Cook di City harus diakhiri dengan cara yang kurang baik, setelah ia secara tak sengaja mengirim sebuah surat elektronik yang mengejek ibu salah satu pemain The Citizens saat itu, Nedum Onuoha.

Selepas insiden itu, Cook akhirnya mengundurkan diri dari posisinya di City. Namun, jejaring bisnis yang ia miliki dengan pemegang saham UFC di Abu Dhabi membuatnya memulai perjalanan baru di dunia tarung gaya bebas.

Cook yang terbiasa menangani pemain sepak bola, tampak tak terlalu kesulitan untuk menangani para petarung UFC, yang ia anggap lebih mampu menentukan nasib mereka sendiri.

"Pemain sepak bola berada di bawah kendali pelatih, media, dan sponsor," ujar Cook melanjutkan. "Berbeda dengan para petarung."

Selain itu, Cook juga menggunakan pengalamannya di dunia sepak bola untuk mengembangkan nama UFC agar lebih mendunia

"Dulu ini (UFC) merupakan sebuah bisnis Amerika yang dibangun di lingkup jaringan televisi oleh beberapa orang seperti Dana (White, presiden UFC) dan Lorenzo (Fertitta, entrepreneur dan promotor olahraga)," ujar Cook kepada Telegraph.

"Kini, bisnis ini telah menjadi bisnis global. Setelah bertahun-tahun, mereka menyadari telah membuat sebuah monster."

Inovator di Dunia UFC

Cook yang kini menjadi Ketua Global Brand UFC, merasa bisnis tarung bebas ini dapat menjadi lebih besar lagi, terlebih karena ia merasa pasar masih bisa menerima lebih banyak ajang UFC.

"Kami ingin melakukan lebih banyak lagi (pertarungan UFC)," ujar Cook seperti yang dilansir MMA Fighting. "Saya menyadari hal ini di Brasil, kemudian di Asia. Ada tuntuntan untuk 20 hingga 30 event UFC lagi."

Tapi dalam usahanya memperbesar pasar UFC, Cook tak ingin gegabah dan memilih untuk mempertimbangkan banyak hal. Ia lebih memilih untuk mengatur bisnis secara hati-hati, terukur, dan "tidak terlalu agresif."

Namun Cook menegaskan keinginannya untuk menciptakan pasar baru bagi olahraga tersebut.

"Saya percaya, pekerjaan saya tak hanya menjamah para suporter UFC saja, tetapi juga membawa penonton baru di dunia olahraga ini," ujar Cook melanjutkan.

"Saya pikir itulah yang harus kami lakukan di 15 hingga 20 tahun ke depan. Kami ingin menjadi salah satu olahraga besar di seluruh dunia."

Menurut Cook, daya tarik dunia tarung gaya bebas ini terletak dari kesederhanaan olahraga tersebut.

"Olahraga ini adalah dua orang petarung dalam sebuah duel. Akan selalu ada pemenang dan pihak yang kalah," ujar Cook menjelaskan. "Tak ada drama lain. Dan hal ini begitu menjual, dimana pun di dunia ini."

Cook mungkin bukanlah sosok yang menemukan UFC. Namun dengan bertindak sebagai inovator yang terus memperlebar sayap olahraga tersebut, Cook sejauh ini telah memenangi pertarungannya di luar lapangan, hanya dengan bekal kemeja, dasi, setelan jas, ilmu pengetahuan, dan keberanian untuk berinovasi.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER