Parma, CNN Indonesia -- Klub Serie A Italia, Parma, akhirnya dinyatakan bangkrut, setelah investor terakhir yang berpotensi menyelamatkan klub itu menarik diri, beberapa jam sebelum batas akhir yang diberikan pihak administrator klub.
Parma sendiri telah menyatakan kebangkrutan mereka awal tahun ini, dan mereka baru harus menyelesaikan musim ini dengan bantuan finansial dari Serie A dan juga klub-klub lainnya.
Klub yang pernah dihuni bintang-bintang besar seperti Gianluigi Buffon, Fabio Cannavaro, dan Lilian Thuram itu awalnya akan terdegradasi ke Serie B.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun karena tidak adanya investor yang bersedia mengurus klub itu, Parma akan memulai langkah mereka kembali di dunia sepak bola Italia dari dasar, yaitu di Serie D.
"Pihak administrator Parma, Dr Angelo Anedda dan Dr Alberto Guiotto mengumumkan pada pukul 14.00 hari ini, 22 Juni 2015, tidak ada tawaran yang datang untuk membeli klub ini," tulis pernyataan klub di situs resmi mereka.
Hal ini membuat Parma akan terdegradasi ke Serie D --kasta kelima sepak bola Italia-- untuk kali pertama dalam 45 tahun terakhir.
Jatuhnya Parma ini membuat Brescia yang pada musim lalu sebenarnya terdegradasi dari Serie B, akan kembali ke Serie B pada musim depan.
Mundur di Saat Terakhir
Mike Piazza, mantan pemain bisbol, sebenarnya merupakan kesempatan terakhir Parma untuk tetap bertahan dari status bangkrut.
Namun Piazza justru memutuskan mundur dari negosiasi, hanya beberapa jam dari tenggat waktu yang diberikan pihak administrator.
"Dengan menyesal saya harus menyatakan bahwa saya meninggalkan negosiasi untuk membeli Parma," ujar Piazza dalam pernyataan yang dipublikasikan media Italia, Corriere della Sera.
"Bersama dengan pihak investor lainnya dalam proyek ini, kami merasa tidak dapat menutup utang klub saat ini dan di masa yang akan datang."
Krisis yang melanda Parma sendiri berawal pada tahun lalu, saat mereka tidak mendapatkan lisensi dari UEFA untuk tampil di Liga Eropa karena buruknya manajemen finansial klub tersebut.
Hal itu membuat presiden klub saat itu, Tommaso Ghirardi, menjual klub kepada konglomerat Rusia, yang kemudian menjualnya lagi kepada Giampietro Manenti.
Setelah berminggu-minggu tidak memenuhi janjinya untuk membayar gaji pemain, Manenti akhirnya ditahan dengan tuduhan penipuan dan pencucian uang.
Para pemain Parma kemudian melakukan demonstrasi dan menolak untuk bermain, hingga pihak Serie A campur tangan dan membayar sebagain utang klub tersebut.
(ptr/ptr)