Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden otoritas olahraga otomotif dunia Jean Todt menyatakan dirinya mendukung regulasi mesin hybrid V6 yang digunakan dalam ajang balap formula satu saat ini. Namun, lanjut Todt, teknologi itu terlalu mahal sehingga ia berniat untuk menurunkan ongkos F1.
Penggunaan mesin hybrid selain mendapatkan apresiasi karena perkembangan teknologinya, tetapi juga mendapatkan kritikan karena mahal untuk dibeli dan dikembangkan.
Salah satu kritik itu datang dari tim Force India, Sauber, dan Lotus. Force sendiri pada musim lalu hampir bangkrut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas dasar itu, Todt mengatakan dirinya ingin menyelesaikan persoalan itu secepatnya.
"Jika anda mengambil mesin itu, saya setuju bahwa itu terlalu mahal," kata Todt seperti dikutip
Crash,"Di sinilah saya mengambil tanggung jawab mungkin bukan untuk mengamankan ongkos maksimal kepada para pelanggan. Ini adalah hal yang kita lakukan, lebih baik telat dibanding tidak sama sekali."
Bos F1 Bernie Ecclestone pun mengkritik mesin hybrid V6 tak cukup garang dan bertenaga. Atas dasar itu Ecclestone pun mencoba melobi agar F1 kembali ke mesin V8. Namun, hal itu tak dibenarkan Todt.
"Saya tidak setuju (Ecclestone). Saya setuju bahwa mereka terlalu mahal tetapi saya akan membagi apa yang benar untuk mesin-mesin ini," kata Todt.
Todt pun mencoba melirik mesin empat silinder yang sukses bersama Porsche di ajang balap Le Mans. Le Mans, kata mantan bos tim Ferrari itu, menjadi contoh bagaimana mesin tersebut bisa berjalan dengan disokong pemasaran yang baik.
"Siapa yang menang Le Mans? Porsche. Mesin apa yang mereka punya? Empat silinder. Tak ada orang yang berargumentasi bahwa Porsche bukan merek yang bagus dan bukan merek olahraga yang bagus pula," kata Todt.
(kid/kid)