Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap orang memiliki prioritas mereka masing-masing, begitupula sosok pelatih Bayern Munich, Pep Guardiola.
Pelatih yang telah merasakan seluruh gelar yang mungkin diraih seorang pelatih di level klub itu ternyata lebih memilih dicintai, dibandingkan merasakan nikmatnya merengkuh trofi.
Hal itu dilontarkan pelatih berusia 44 tahun tersebut di sebuah acara amal di Barcelona, Spanyol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melakukan segala hal yang dapat saya lakukan di hidup ini untuk dicintai. Ambisi saya bukanlah memenangkan trofi, saya mencari cinta, tak lebih dari itu," ujar Guardiola seperti dilansir Bild.
"Saya membaca sebuah artikel oleh seorang pendidik dari Amerika, bahwa anak-anak tidak akan belajar jika mereka tidak merasakan empati dengan guru mereka. Saya berusaha menerapkan itu di pekerjaan saya."
"Seringkali pemain merasa buruk karena dia pikir pelatih tidak menyukainya, bukan karena dia tidak bermain dengan cukup bagus," ujar Guardiola menambahkan.
Oleh karena itu Guardiola mengungkapkan dirinya pernah berbicara dari hati ke hati dengan seorang pemain hebat, yang kesulitan mencetak gol.
"Kami pergi ke cafe bersama-sama, bukan untuk membicarakan sepak bola melainkan tentang kehidupan," ujar Guardiola melanjutkan.
"Dalam pertandingan berikutnya dia mencetak dua dari empat gol yang diciptakan tim. Dia merasa spesial karena dia merasa dicintai."
Guardiola sendiri sangat dicintai di Barcelona lantaran telah sukses berprestasi baik sebagai pemain maupun pelatih.
Namun pada akhirnya Guardiola mengambil keputusan mengejutkan dengan hengkang dari Barcelona lantaran ia merasa jenuh dengan situasi yang sama, yang terus ia jumpai setiap harinya.
(ptr/ptr)