London, CNN Indonesia -- Untuk pertama kalinya sejak merebut gelar grand slam pertama pada 2005 silam, Rafael Nadal sangat mungkin mengakhiri musim ini tanpa satu pun gelar grand slam, demikian dinyatakan oleh paman sang petenis, Toni Nadal.
Pada turnamen Wimbledon, Nadal baru saja mengalami kekalahan mengejutkan di babak kedua dari petenis non-100 besar dunia, Dustin Brown.
"Saya ingin berpikir bahwa hal itu sangat mungkin," kata Toni Nadal kepada Radio Cadena Cope pada Kamis (2/7) ketika ditanyai mengenai Nadal tidak mendapatkan gelar di Amerika Serikat Terbuka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini, saya realistis dan kesempatan yang kami punya sangat tipis, karena kami belum bisa bermain dengan bagus dalam waktu yang lama," katanya.
"Karena itu, sulit bagi saya berpikir bahwa kami akan meraih Amerika Serikat Terbuka. Namun, saya percaya diri bahwa akan ada titik balik dan ia akan mendapatkan permainan terbaiknya kembali."
Menurut Toni, kekalahan Nadal dari Brown sendiri karena sang lawan jarang sekali memberikan Nadal kesempatan untuk mengembalikan ritme.
"Pada momen-momen penting, ia membuat terlalu banyak kesalahan ketika harusnya mengambil pukulan-pukulan mudah."
Sementara itu, Nadal sendiri memiliki sikap lebih pesimistis ketimbang sang paman setelah ia kalah dari petenis di luar peringkat 100 dunia untuk keempat kalinya di Wimbledon dalam empat gelaran terakhir.
Juara dua kali di Wimbledon itu merasa tak dapat memikirkan lagi apakah dirinya akan mampu mereproduksi lagi performa idealnya.
Nadal yang menjadi juara Wimbledon pada 2008 dan 2020 itu pun seolah menjadi bulan-bulanan bagi petenis di luar 100 besar pada ronde awal Wimbledon. Sebelum Brown, Nadal dikalahkan oleh Lukas Rosol, Steve Darcis, dan Nick Kyrgios. Empat pria itu merupakan petenis di luar 100 besar dunia.
"Saya tidak tahu jika saya akan kembali ke level pada 2008 atau 2020 atau 2007 atau 2006 atau 2011," kata Nadal dalam jumpa pers usai kekalahan tersebut.
"Motivasi saya adalah mencoba untuk kembali di level tersebut. Saya akan bekerja untuk itu. Tetapi, jika saya tidak dapat melakukannya," katanya terhenti sebelum mengingatkan kembali kepada para reporter bahwa dirinya lima kali menjadi finalis Wimbledon.
Namun, sulit bagi pemegang rekor 14 grand slam itu jika mengacu pada tren saat ini. Petenis berusia 29 tahun itu saat ini duduk di peringkat 10 dunia, peringkat terburuk yang pernah ia dapatkan dalam satu dekade terakhir.
Di satu sisi petenis yang dijuluki
King of Clay--karena kehandalannya bermain di lapangan tanah liat--menilai lapangan rumput seperti yang digunakan di Wimbledon turut membantu mengangkat performa Brown.
"Lapangan ini memberi kemungkinan para petenis seperti ini untuk bermain seperti ini, dengan kesempatan sukses," kata Nadal, "Saya tidak melakukan servis dengan cukup baik. Setelah kalah di set pertama, anda dalam tekanan menghadapi seluruh pertandingan. Itu saja."
(kid/kid)