Messi, Argentina Sudah Terlalu Lama Menunggumu

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Sabtu, 04 Jul 2015 16:44 WIB
Publik Argentina sudah bertahun-tahun menunggu Lionel Messi memberikan kesuksesan bagi tim nasional. Messi tak boleh lagi gagal di Final Copa America 2015.
Lionel Messi menelan kekecewaan di final Piala Dunia 2014. (REUTERS/Bao Tailiang/Chengdu Economic Daily)
Santiago, CNN Indonesia -- Saat Lionel Messi berhasil jadi motor kemenangan Argentina di Piala Dunia U-20 tahun 2005, publik Argentina banyak yang meyakini bahwa masa keemasan sepakbola Argentina akan kembali datang.

Messi memang spesial sejak awal kariernya. Ia sudah jadi topik utama di dunia sepakbola saat usianya belum genap 20 tahun.

Argentina pun berharap Messi bisa segera menjadi tulang punggung negara itu meraih kejayaan di panggung sepakbola internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah menempa pengalaman di Piala Dunia 2006, Messi pun mulai jadi bagian dari tim inti Argentina di tahun berikutnya, saat Argentina mengikuti Copa America 2007.

Saat itu Messi bersanding dengan bintang-bintang Argentina yang lebih senior seperti Juan Roman Riquelme, Juan Sebastian Veron, Javier Zanetti, Esteban Cambiasso, Pablo Aimar dan Hernan Crespo.

Messi belum mencetak gol di babak penyisihan namun sukses masuk papan skor di babak perempat final dan semifinal saat menghadapi Peru dan Meksiko.

Gol Messi lawan Meksiko jadi salah satu gol yang paling berkelas di turnamen ini lantaran ia sukses melakukan tendangan lob melewati kiper.

Performa meyakinkan Argentina dalam perjalanan ke partai puncak ternyata tidak berbekas di babak final. Argentina babak belur menghadapi Brasil dan harus kalah 0-3. Messi pun harus melupakan ambisinya mengantar Argentina jadi juara.

Beranjak Jadi Motor Tim

Selepas sukses membawa Argentina menjadi juara Olimpiade Beijing 2008, publik Argentina kembali bergairah dan terbuai dalam harapan Messi bakal memberikan sukses bagi Argentina.

Tak ada lagi Aimar dan Riquelma dalam tim. Memang masih ada Veron, namun Messi sudah menjelma jadi pemain terbaik di dunia jelang Piala Dunia 2010. Messi sudah menjelma jadi kekuatan utama Argentina.

Namun yang kemudian terjadi di Afrika Selatan adalah sebuah antiklimaks. Diandalkan jadi mesin gol, Messi justru tak mampu tampil memuaskan meski beberapa kali aksinya kerap merepotkan pertahanan lawan.

Diego Maradona pun tak mampu memberikan sentuhan agar kepiawaian Messi bisa seperti saat di Barcelona.

Messi tak mencetak satu gol pun dan kekalahan 0-4 dari Jerman di babak perempat final membuat publik Argentina benar-benar larut dalam kekecewaan.

Setahun berselang, cerita Messi dan Argentina kembali sama. Sukses di Barcelona tak menjamin Messi bisa kembali sukses di Argentina.

Bertarung di Copa America dengan status Argentina sebagai tuan rumah, Messi kembali gagal memberikan kebahagiaan bagi publik Argentina.

Messi kembali gagal mencetak satu gol pun di turnamen ini dan 'hanya' menorehkan tiga assist bagi tim. Meski ia sukses menjadi algojo dalam adu penalti melawan Uruguay (Argentina kalah adu penalti lawan Uruguay), namun hal itu tetap tak mampu menghalangi kritik yang mengarah kepadanya. Messi selalu dianggap tampil antiklimaks saat bersama 'Albiceleste'.

Messi nyaris membungkam kritik yang ada di Piala Dunia 2014 lalu saat ia tampil gemilang dan membawa Argentina melaju ke babak final. Messi pun tak kering gol karena ia sukses membukukan empat gol, meskipun semuanya ia cetak di babak penyisihan.

Sayang, keberuntungan Messi belum hadir saat ia berkostum Argentina. Messi kembali harus tersenyum pahit karena Argentina yang ia pimpin kalah 0-1 di tangan Jerman pada partai puncak.

Lolos ke final Piala Dunia sejatinya merupakan catatan yang bagus karena Argentina terakhir kali lolos pada tahun 1990, namun kalah di babak final seolah membuat rasa sakit yang dialami publik Argentina justru menjadi lebih terasa.

Sukses Copa America Bakal Lepas Beban Messi

Kegagalan-kegagalan Argentina dalam satu dekade terakhir tentunya tak bisa sepenuhnya ditumpukan pada Messi. Pasalnya di Argentina banyak bintang-bintang lainnya yang juga wajib bertanggung jawab atas kegagalan tersebut.

Namun lantaran Messi adalah pemain terbaik dunia dan selalu tampil gemilang bersama Barcelona, maka Messi selalu mendapat porsi besar untuk tanggung jawab ataupun saat Argentina mendapatkan kritikan.

Setahun setelah rasa pahit di final Piala Dunia, Messi kembali mendapatkan kesempatan tampil di final bersama Argentina di final Copa America 2015.

Messi baru mencetak satu gol di ajang ini, namun penampilannya tetap mendapat pujian karena Messi dinilai sukses bermain sebagai pusat serangan.

Apapun itu, apakah Messi mencetak gol atau tidak di babak final nanti, trofi juara akan menjadi sebuah langkah besar bagi Messi dan Argentina.

Dengan sebuah trofi juara, maka lepaslah tekanan berat yang ada di pundak Messi saat berkostum Argentina selama ini. Trofi Copa America pun bakal jadi modal yang bagus dalam perjalanan mereka ke Piala Dunia 2018 nantinya.

Mengukur jarak kesana, bisa jadi Piala Dunia 2018 menjadi Piala Dunia kompetitif terakhir yang bisa diikuti oleh Messi.

Bila Messi datang kesana dengan status pernah menjuarai Copa America bersama Argentina, setidaknya beban yang ia pegang tak lagi sebesar yang ia rasakan sekarang.

Messi harus bisa membawa Argentina juara, dengan atau tanpa mencetak gol. Karena Argentina sudah terlalu lama menunggumu. (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER