Jakarta, CNN Indonesia -- Lolosnya timnas Argentina ke partai puncak kompetisi Copa America 2015 tak hanya mengukuhkan kemampuan Lionel Messi sebagai pemain penyerang kelas dunia, tapi juga menjadi titik balik sang pelatih, Gerardo Martino.
Nama Martino sempat melejit ketika tanpa diduga ia terpilih menjadi pelatih Barcelona menggantikan Tito Vilanova. Messi yang memang menjadi bintang klub Katalan itu, disebut-sebut punya andil paling besar dalam kiprah Martino menduduki kursi pelatih Barcelona.
Bagaimana tidak, keduanya berasal kota yang sama di Argentina, yakni Rosario. Messi juga merupakan jebolan Newell's Old Boys, klub tempat Martino menghabiskan sebagian besar karier sepak bolanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tata Martino, begitu ia juga dikenal, merupakan seorang gelandang andal. Dia menjadi ikon di klub Newell's Old Boys. Pria berusia 52 tahun ini bermain klub tersebut selama 16 musim dan memenangkan empat trofi.
Messi dan sang ayah begitu mengidolakan sosok pemain sepak bola Argentina ini. Tak heran jika Barcelona berpikir akan menyenangkan bagi Messi jika Martino didaulat menjadi pelatihnya. Pasalnya, Messi memang pemain andalan klub tersebut.
Namun semua tak seperti harapan. Tak satupun gelar begengsi singgah ke Camp Nou saat Barcelona ditukangi Martino. Ia pun mengaku bertanggung jawab dan memilih mundur hingga kemudian digantikan Luis Enrique.
Saatnya Membayar Utang KegagalanPengalaman pahit di Barcelona terus membekas di hati dan pikiran Martino. Pria kelahiran 20 November ini pun memilih menerima tawaran melatih tim negaranya.
Kini, namanya kembali akrab di telinga para pecinta sepak bola dengan kesuksesan Argentina di Copa America 2015. Memang tidak dengan mulus, tapi Martino memastikan Argentina mampu meraih satu tiket di final.
Di awal kompetisi, masyarakat Argentina dibuat khawatir dengan penampilan tim nasionalnya yang terbilang sangat biasa. Messi dan kawan-kawan bahkan sempat keteteran di babak penyisihan grup.
Namun sepak bola memiliki misterinya sendiri. Di babak semifinal melawan Paraguay, Martino akhirnya mampu menunjukkan jati dirinya sebagai arsitek andal di tim bertabur bintang Argentina.
Messi dan kawan-kawan mampu mempertontonkan tarian Tango khas Argentina di lapangan hijau Chile. Kemenangan besar pun diraihnya.
Melangkah ke final Copa America 2015, dua beban utang kegagalan bergelayut di pundak Martino. Selain bayangan kegagalan bersama The Azulgrana, Martino juga punya catatan kelam di final Copa America.
Tepatnya di ajang yang sama pada 2011 silam. Saat itu Martino tengah menukangi Paraguay.
Ia juga berhasil membawa tim asuhannya itu ke tahap seperti saat ini. Di partai final Copa America 2011, Paraguay dikalahkan Uruguay yang kembali membawa pulang trofi Copa America untuk ke-15 kalinya.
Dua utang tersebut kini coba ia bayar melalui kaki Messi cs di timnas Argentina. Tarian Tango Messi cs saat kalahkan Paraguay tetap menjadi andalan Martino.
Tarian khas tim Argentina itu terbukti tak mampu dihentikan Paraguay. Martino mengklaim, ketika tarian itu dibawakan para ahlinya seperti pemain-pemain berkualitas dunia yang dimiliki timnya, maka mereka takkan bisa dibendung lagi.
Buena suerte, Martino!
(vri/vws)