Santiago, CNN Indonesia -- Laga menarik akan tersaji di final Copa America 2015 yang mempertemukan Argentina dan Chile di Stadion Nasional, Santiago, pada Sabtu (4/7) waktu setempat.
Bukan hanya karena Argentina memiliki lini serang yang diisi oleh para pemain kreatif seperti Lionel Messi, Javier Pastore, atau Sergio Aguero, namun sang lawan, Chile, juga akan menyajikan filosofi menyerang.
Di bawah Jorge Sampaoli, seorang pelatih asal Argentina, Chile memang kerap tampil eksplosif. Mereka selalu menyerang cepat, mengandalkan kekuatan fisik dalam melakukan
pressing di area pertahanan lawan, dan terkadang tak mengenal kata bertahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Resep Sampaoli tersebut pun seolah cocok dengan pemain Chile yang kreatif namun 'bertenaga' seperti halnya Alexis Sanchez, Arturo Vidal, atau Eduardo Vargas. Tak ayal Chile sering mendapatkan pujian karena permainan menarik mereka.
Mengusung filosofi tersebut, Sampaoli secara terbuka mengaku bahwa dirinya mendapatkan inspirasi dari pelatih asal Argentina lainnya, Marcelo Bielsa. Uniknya, Bielsa yang kini melatih klub Perancis Olympique de Marseille adalah pelatih Chile sebelum Sampaoli mengambil alih pada 2012 silam.
"Saya adalah seorang penggemar Marcelo dari tahun 1990-an. Saya senang membangun dan mempertahankan ide-idenya dan mentransfer hal ini kepada para pemain," kata Sampaoli pada wawancara tahun 2013.
Si Gila Inspirasi GuardiolaBielsa yang dikenal sebagai 'Si Gila' memiliki pendekatan ekstrem dalam melatih tim. Ia akan menginstruksikan anak buahnya untuk menyerang secara cepat, agresif, dan tak memberikan sejengkal pun untuk lawan bergerak ketika bola jatuh ke penguasaan lawan.
Ya, mirip dengan yang kini dilakukan Sampaoli.
Dengan cara tersebut lah Bielsa mengakhiri catatan buruk Chile tak pernah menang di putaran final Piala Dunia sejak 1962.
Ia melakukannya pada Piala Dunia 2010, ketika Chile mendapatkan kemenangan dari Honduras. Chile yang kala itu mengandalkan kecepatan Sanchez, Mark Gonzales, dan Mauricio Isla juga memukau dunia ketika merepotkan barisan pertahanan timnas Spanyol dalam laga di fase grup.
Asisten teknik Sampaoli, Sebastian Beccacece, pernah menyatakan bahwa masih ada jejak-jejak Bielsa di tim Chile saat ini. "Bielsa terpatri pada diri para pemain Chile, yaitu prinsip untuk menjadi bintang dan tidak merasa kalah dari siapapun."
Satu hal yang menjadi ciri khas Bielsa adalah ia tak mau memberikan wawancara eksklusif. Sebagai gantinya, Bielsa memiliki kebiasaan menyelenggarakan sesi jumpa media seusai pertandingan dalam jangka waktu lama. Dengan sabar ia akan melayani pertanyaan media satu per satu, bahkan jika harus menjalaninya dalam waktu tiga hingga empat jam.
Sesi jumpa wartawan inilah yang sering kali dikejar Sampaoli. Sebagaimana dikutip dari
La Nacion, Sampaoli akan menyetir seorang diri menempuh puluhan bahkan ratusan kilometer untuk melihat Bielsa menjawab pertanyaan-pertanyaan, sembari berharap ia akan belajar dari jawaban Bielsa tersebut.
Meski belum mendapatkan gelar 'wah' seperti Piala Dunia, Copa America, atau gelar-gelar lainnya, Bielsa dikenal memiliki banyak penggemar. Pelatih Bayern Munich saat ini, Pep Guardiola, juga pernah mengatakan bahwa Bielsa adalah pelatih terbaik di dunia.
Selain Guardiola dan Sampaoli, satu pelatih yang juga terpengaruh oleh Bielsa adalah pelatih Argentina saat ini, Gerardo Martino. Pelatih yang akrab dipanggil 'Tata' tersebut pernah menjadi pemain kunci ketika Bielsa menangani Newell's Old Boys pada 1992.
Di bawah Bielsa, seperti dituliskan jurnalis Jonathan Wilson dalam kolomnya di
Sports Illustrated, Martino belajar "cara main Bielsa" yaitu dengan mengandalkan penguasaan bola dan juga berorientasi menyerang.
Akan tetapi, berbeda dengan 'guru' mereka yang tak mau kompromi, baik Sampaoli dan Martino sendiri melakukan penyesuaian dalam Copa America 2015. Sampaoli yang penggemar berat seorang Bielsa pun menyadari, melakukan
pressing secara ketat dalam turnamen dengan jadwal padat akan menghabiskan energi anak-anak asuhannya.
Terlepas dari penyesuaian-penyesuaian tersebut, jejak gaya main Bielsa akan tetap menjadi bagian penting dalam diri Argentina dan Chile. Dan, siapapun yang akan memenangi laga final nanti, publik Amerika Selatan patut berterima kasih pada Si Gila yang telah melahirkan dua pelatih hebat di laga pamungkas Copa America.
(vws)