Penantian Selama 173 Pertandingan Bagi Chile

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Minggu, 05 Jul 2015 06:33 WIB
Setelah melakoni 173 pertandingan di ajang Copa America, Chile akhirnya berhasil memboyong trofi turnamen terbesar di Amerika Selatan tersebut.
Tendangan Panenka Alexis Sanchez mengakhiri penantian Chile untuk menjadi juara Copa America.(REUTERS/Ivan Alvarado)
Santiago, CNN Indonesia -- Setelah melakoni 173 pertandingan di ajang Copa America, Chile akhirnya berhasil memboyong trofi turnamen terbesar di Amerika Selatan tersebut.

Trofi pertama zona CONMEBOL untuk Chile itu diraih setelah mengalahkan Argentina lewat drama adu penalti di Stadion Nacional, Santiago, Minggu (5/7) pagi WIB.

Chile yang merupakan tuan rumah Copa America 2015 itu menunjukkan mental baja untuk mengatasi tekanan pada momen krusial. Bukan hanya bermental baja, gawang timnas Chile pun masih diwarnai keberuntungan karena beberapa peluang--termasuk peluang emas Gonzalo Higuain di menit akhir babak kedua gagal masuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belakangan di babak adu penalti, Higuain menjadi salah satu eksekutor gagal. Tendangannya melambung di atas mistar gawang, ketika kiper Chile Claudio Bravo telah terkecoh dan melompat ke sisi kirinya.

Selain Higuain, eksekutor gagal Argentina lainnya adalah Ever Banega. Tendangan datar Banega berhasil diblok Bravo.

Akhirnya penyerang Arsenal, Alexis Sanchez menjadi penentu kemenangan Chile. Pria yang mengenakan nomor punggung itu mengelabui kiper Argentina Sergio Romero dengan tendangan ala Antonin Panenka.

Meski tendangan panenka pemain Arsenal itu tidak terlalu sempurna, tendangan tersebut sudah cukup untuk mengecoh Sergio Romero di bawah mistar gawang Argentina, yang telah meloncat ke arah kiri.

Bola melambung memasuki gawang, publik Santiago berpesta, Sanchez berlari ke arah rekan-rekannya seraya membuka jersey. Usai sudah penantian selama 173 pertandingan bagi Chile.

Bagi Argentina sendiri kemenangan Chile itu menjadi hal yang ironis. Pasalnya, kemenangan Chile di ajang Copa America ini tak lepas dari campur tangan salah satu anak bangsa mereka sendiri, Jorge Sampaoli.

Pelatih berusia 55 tahun itu merupakan otak di balik permainan Chile, yang berhasil menaklukkan Ekuador, Bolivia, Uruguay, dan Peru, sebelum menumbangkan negaranya sendiri di partai puncak.

Tak hanya itu, kemenangan Chile tersebut juga membuat Sampaoli menjadi pelatih pertama di ajang Copa America yang mengalahkan negara asalnya sendiri. (kid/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER