London, CNN Indonesia -- Untuk Serena, penting untuk memenangi pertandingan babak keempat Wimbledon demi memenuhi impiannya memenangi The Grand Slam, atau empat grand slam dalam satu tahun kalender, sementara bagi Venus pertandingan ini adalah kesempatan terakhirnya untuk memenangi Wimbledon.
Namun, untuk kedua Williams, pertemuan dua saudari di
Centre Court ini sama-sama tak mereka harapkan.
Pelatih Serena, Patrick Mouratoglou, berkata kepada CNN bahwa petenis nomor satu di dunia itu memang lebih berharap bertemu dengan petenis lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka sangat dekat sehingga hal ini bukan sesuatu yang ia sukai," kata pelatih asal Perancis tersebut.
"Apalagi Venus juga pemain super. Ia pernah menduduki peringkat 1. Ia memenangi banyak sekali grand slam dan ia sangat berbahaya di lapangan rumput."
"Namun, saya kira, jika Anda memenangi grand slam, Anda harus mengalahkan yang terbaik dan Venus adalah salah satu di antaranya. Jadi Anda harus mengalahkannya jika ingin memenangi turnamen ini."
Serena, yang nyaris kalah di babak ketiga melawan petenis terbaik Inggris, Heather Watson, berkata bahwa jika ia adalah penonton netral maka ia akan mendukung Venus untuk memenangi laga di babak keempat.
Dukungan Saudari"Saya akan mendukung Venus. Ia telah melalui banyak hal. Ia memiliki cerita yang indah," kata Serena seusai mengalahkan Watson.
"Ia sangat menginspirasi saya, ia adalah individu yang luar biasa. Ia sangat mengagumkan dan juga menginspirasi orang-orang yang telah melalui hal sama yang telah ia lalui."
Serena merujuk penyakit imunitas Sjogren sindrom yang diderita oleh sang kakak. Secara bersamaan, Venus yang kini berusia 35 tahun terus mengalami penurunan peringkat di klasemen dunia.
Venus hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda bahwa dirinya terkena penyakit tersebut ketika ia menundukkan perlawanan Aleksandra Krunic di babak ketiga. Serena mengakui bahwa ia tetap penggemar terbesar saudaranya dan ia akan mengalami emosi yang campur aduk ketika melangkah ke dalam lapangan.
"Saya kira kami memiliki rasa hormat paling besar untuk satu sama lain di antara petenis lainnya di turnamen."
"Kami berdua ingin agar kami sama-sama menang ketika sedang menghadapi petenis lain. Jadi itu bedanya. Dengan pemain lain, saya tak menyaksikan mereka menang atau kalah," kata Serena.
Pertandingan di Wimbledon tersebut adalah pertama kalinya Serena dan Venus berhadapan di turnamen selevel grand slam dalam enam tahun terakhir. Pada final Wimbledon 2009, Serena mengakhiri status Venus sebagai dua kali juara Wimbledon.
Ketika itu kedua petenis masih dilatih oleh sang ayah, Richard Williams, yang saat ini juga memiliki peran dominan di tim kepelatihan Venus. Sementara itu, Serena memilih untuk berlatih dengan Mouratoglou dan mengakui dirinya harus meyakinkan ayahnya atas perpindahan tersebut.
Venus sangat bangga dengan pencapaian Serena di dua tahun terakhir -- kini Serena mengoleksi 20 grand slam-- namun dirinya juga ingin menambah jumlah tujuh grand slam yang telah ia koleksi.
"Saya sangat terpukau dengan semua yang telah ia raih. Ini sangat menyenangkan. Sangat menyenangkan untuk melihat yang terjadi padanya, dan kepada kami sebagai keluarga. Ini Serena dan saya dan ibu dan ayah dan semua dari kami."
(vws)