London, CNN Indonesia -- Petenis asal Denmark, Caroline Wozniacki, memicu perdebatan mengenai gender di arena Wimbledon, setelah mengeluhkan kurangnya perhatian kepada petenis perempuan.
Wozniacki yang baru saja tersingkir di babak 16 besar Wimbledon --untuk kali kelima dalam kariernya, mengeluhkan minimnya penampilan petenis perempuan di arena utama Wimbledon.
"Saya akan sangat senang bermain di lapangan besar (lapangan dengan kapasitas penonton banyak)," ujar Wozniacki, setelah dirinya ditaklukkan Garbine Muguruza 4-6, 4-6, seperti yang dilansir Guardian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Petenis wanita tak banyak memiliki kesempatan untuk tampil di lapangan besar. Petenis wanita hanya tampil sekali di Lapangan Satu dan Lapangan Utama (saat weekend ketika Wozniacki kalah)."
Arena All England sendiri memiliki 19 lapangan rumput, delapan lapangan tanah liat, dua lapangan akrilik, dan lima lapangan indoor.
Namun Lapangan Utama dan Lapangan Satu memang merupakan arena yang paling mendapatkan sorotan. Lapangan Utama mampu menampung hingga 15 ribu penonton, sedangkan Lapangan Satu dapat menampung 11,500 penonton.
"Sepanjang minggu lalu hanya ada satu pertandingan tenis putri di Lapangan Dua, ini sangatlah berbeda," ujar Wozniacki menambahkan.
"Saya pikir banyak dari petenis putri yang meresa kami pantas bermain di lapangan utama di hadapan penonton yang banyak juga."
Terhentinya langkah petenis berusia 24 tahun itu di babak 16 besar Wimbledon sendiri membuat Wozniacki tidak pernah mencapai babak perempat final Wimbledon.
Mampu melewati Saisai Zheng, Denisa Allertova, dan Camila Giorgi di babak sebelumnya, langkah Wozniacki terhenti setelah takluk dua set langsung dari Muguruza, yang baru berusia 21 tahun.Pertandingan antara Wozniacki dan Muguruza sendiri dilangsungkan di Lapangan Dua.
(ptr/ptr)