Real Madrid, Satu Setengah Dekade Pecat 12 Pelatih

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Minggu, 12 Jul 2015 10:40 WIB
Rafael Benitez--mengenakan busana jas hitam dipadu dasi senada serta kemeja putih--menerima sebuah jersey kandang Real Madrid, 4 Juni 2015.
Mantan-mantan Pelatih Real Madrid dalam kurun waktu lebih dari satu setengah dekade terakhir.(Dok. readmadrid.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rafael Benitez--mengenakan busana jas hitam dipadu dasi senada serta kemeja putih--menerima sebuah jersey kandang Real Madrid, 4 Juni 2015.

Ia menerima jersey itu dari seorang pria berkacamata dengan nada busana serupa Benitez. Pria itu adalah Presiden Real Madrid Florentino Perez.

Perez kemudian bersama-sama Benitez membentangkan jersey bertuliskan "Rafa Benitez" bersebelah-sebelahan. Perez di kiri, Benitez di kanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu menjadi sebuah proses pengenalan Benitez secara resmi sebagai juru taktik Real Madrid yang baru. Ia adalah pelatih ke-13 yang dikontrak Madrid dalam satu setengah dekade terakhir.

Mantan pelatih Valencia, Liverpool, Internazionale Milan, dan Chelsea itu kini terikat kontrak selama tiga tahun di Santiago Bernabeu.

"Ini adalah sebuah hari yang emosional, sebuah hari sangat spesial. Saya telah bekerja sangat keras untuk mencapai kesuksesan dan kembali ke rumah, yang telah menjadi tujuan saya. Siklus itu telah komplet," kata Benitez kala itu kepada wartawan-wartawan Spanyol yang menghadiri pengenalan dirinya.
Presiden Real Madrid Florentino Perez (kanan) berpose bersama Rafael Benitez saat mengumumkan sang pelatih sebagai juru taktik baru Madrid dengan kontrak tiga tahun, 3 Juni 2015. (REUTERS/Sergio Perez)


Benitez, pria berusia 55 tahun itu merupakan putra kelahiran Madrid.

Ia pernah menjadi pelatih tim junior Madrid pada 1986 silam lalu naik ke tim Real Madrid B (1993-1995).

Setelah itu Benitez berpetualang ke klub lain, dan ke negara lain. Ia berhasil memenangkan 12 trofi untuk klub-klub selain Madrid yang ia arsiteki--termasuk trofi Liga Champions yang fenomenal pada 2005 bersama Liverpool.

Terakhir, Benitez mempersembahkan trofi Super Italia kepada Napoli jelang Natal tahun lalu.

"Liga Champions, La Liga, dan Piala Raja adalah target kami. Madrid mesti memenangkan setiap pertandingan," ujar Benitez kala itu optimistis.

Sebagai pelatih baru Madrid, Benitez mesti memasang target selangit. Pasalnya sang empunya klub tak ingin Madrid mengakhiri musim tanpa raihan secuil gelar pun. Dan, Benitez tentu tidak asing dengan tingkat ambisi klub dengan julukan Los Blancos tersebut.

Ambisi akan trofi itulah yang kemudian membuat Perez secara resmi memutuskan kontrak pelatih asal Italia Carlo Ancelotti pada 25 Mei lalu. Padahal Ancelotti kala itu masih tersisa kontrak hingga setahun lagi.

Kegagalan Madrid meraih trofi musim 2014/15 menjadi alasan utama di balik keputusan Madrid memecat Ancelotti. Hasil manis torehan trofi Liga Champions ke sepuluh pada musim sebelumnya--serta Piala Raja, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub--seolah tak berbekas.

"Apakah Ancelotti memiliki salah? Saya tak tahu. Tuntutan di sini, di Real Madrid sangat tinggi," kata Perez saat mengumumkan pemecatan Ancelotti secara resmi kala itu.

Los Galacticos

Perez menjadi Presiden Madrid sejak tahun 2000. Itu termasuk jeda 3 tahun setelah memutuskan mundur pada 27 Februari 2006 dan terpilih kembali pada 1 Juni 2009. Sebagai pemegang otoritas tertinggi, Perez memang dikenal bertangan besi terhadap pemain atau pelatih yang gagal.

Di sisi lain, dia dengan mudah menggelontorkan dana guna merekrut pelatih hingga pemain kelas wahid untuk membesarkan Madrid. Bahkan, ambisinya terhadap pemain bintang pun mengorbankan akal pelatih dalam membangun tim impiannya.
Walaupun sukses menuntaskan ambisi Florentino Perez memberikan gelar Liga Champions ke sepuluh bagi Real Madrid pada musim 2013/14, Carlo Ancelotti tetap dipecat karena tanpa trofi musim lalu. (REUTERS/Ina Fassbender0

Tak jarang seorang pelatih Madrid dipusingkan demi memberi ruang terhadap bintang baru yang dibeli Perez.

Perez adalah otak di balik kelahiran Madrid sebagai sebuah galaksi baru dengan para pemain bintang yang dibeli dengan harga selangit.

Luis Figo, Zinedine Zidane, David Beckham, Ronaldo Luis Nazario de Lima, serta Antonio Cassano adalah beberapa pemain yang menjadi generasi Los Galacticos di periode pertama kepemimpinan Perez.

Kemudian di periode kedua diawali dengan Kaka, Xabi Alonso, Karim Benzema, dan Cristiano Ronaldo pada 2009. Lalu berlanjut hingga musim lalu Toni Kroos serta James Rodriguez.

Setiap ajang bursa transfer, Perez selalu menimbulkan sensasi baru. Terakhir adalah perekrutan amat mahal bocah belasan tahun yang diklaim sebagai 'wonderkid' asal Norwegia, Martin Odegaard.

Nyatanya, dengan promosi menjadikan Real Madrid sebagai Los Galacticos, selama kepemimpinan Perez, Madrid hanya berhasil merengkuh tiga gelar La Liga (2000/01, 2002/03, dan 2011/120), dua gelar Liga Champions (2001/02 dan 2013/14).

Hubungan Madrid dan Pelatih

Sejak tahun 2000, Madrid telah memiliki 13 pelatih termasuk Benitez. Adapun Ancelotti adalah pelatih ke-12 yang dipecat dari tim ibu kota Spanyol tersebut.

Korban pertama pemecatan Madrid pada Millenium ini adalah Vicente Del Bosque. Pelatih yang telah mengabdi di Madrid sejak 1987 itu dipecat pada musim panas 2003 karena dinilai tak dapat bekerja sama dengan pemain bintang yang dikumpulkan Perez.

Padahal Del Bosque yang baru ditunjuk menjadi pelatih utama Madrid pada November 1999 itu telah memberikan dua gelar Liga Champions, dua gelar La Liga, satu gelar Piala Super Spanyol, sebuah Piala Super Eropa, dan Piala Interkontinental.
Vicente del Bosque merupakan pelatih berkualitas yang pertama dipecat Presiden Real Madrid saat ini, Florentino Perez. (REUTERS/Marcelo del Pozo)

Pada periode pertama kepresidenannya, setelah memecat Del Bosque, Perez menunjuk lima pelatih untuk menjadi juru taktik Real Madrid.

Mantan asisten Sir Alex Ferguson, Carlos Queiroz, adalah pelatih pertama yang ia tunjuk setelah Del Bosque dipecat.

Pria asal Portugal itu hanya bertahan semusim (2003/2004). Pada masa berikutnya, 2004/05, Madrid memiliki tiga pelatih dalam satu musim. Setelah Del Bosque dipecat tak ada trofi yang diraih Madrid sehingga Perez memutuskan mundur.

Sebelum Perez naik tahta lagi pada 2009 silam, Madrid sempat dilatih empat juru taktik dalam kurun waktu empat musim.

Fabio Capello yang mempersembahkan La Liga 2006/07 dipecat dan diganti Bernd Schuster pada musim berikutnya serta bertahan hanya setengah musim sebelum diganti Juande Ramos.

Musim selanjutnya, Madrid memilih kepercayaan kepada Manuel Pellegrini yang bertahan kurang dari semusim.

Ketika Perez terpilih kembali ia pun menunjuk Jose Mourinho yang bertahan di sana selama tiga musim dan dilanjutkan Carlo Ancelotti yang baru menjalankan dua musim.

Kini, menarik dilihat berapa lamakah Benitez yang mengaku sedang merasakan sentimen emosi karena kembali ke rumahnya, Madrid dengan menjadi pelatih tim dengan julukan Los Blancos itu akan bertahan.

Seperti yang diutarakan kolega Zidane saat merebut Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000, Thierry Henry.

"Mereka adalah Real Madrid, sebuah klub ketika seorang pelatih gagal memberikan gelar dalam semusim, maka ia harus pergi. Begitulah keadaannya," ucap Henry. (kid/vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER