JELANG EPL 2015/2016

Arti Menjadi Klub Promosi EPL: Rp 1,67 T

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Rabu, 05 Agu 2015 18:34 WIB
Banyak investor asing tertarik membeli klub divisi bawah Liga Inggris dan membawa mereka promosi karena satu hal: pundi-pundi uang.
Tim-tim promosi akan mendapatkan sekitar 80 juta poundsterling dari uang hak siar, uang hadiah, dan skema parasut. (CNN Indonesia/Rengga Adhiwena)
Jakarta, CNN Indonesia -- Laga play-off Divisi Championship untuk memperebutkan satu tiket ke Liga Inggris sering kali dikatakan sebagai laga dengan hadiah paling mahal di dunia. Pasalnya, tim-tim yang mampu menembus Liga Inggris memang seolah mendapatkan durian runtuh dalam bentuk uang mencapai £80 juta, atau setara Rp 1,67 triliun.

Lebih jauh lagi, dengan Liga Inggris telah mengamankan kontrak hak siar dalam negeri yang baru senilai £5,14 miliar untuk tiga tahun ke depan, tim-tim promosi pun bisa mendapatkan lebih dari £230 juta dalam dua musim.  

Perusahaan keuangan, Deloitte, menyatakan terus meningkatnya uang hadiah Liga Inggris menjadi motivasi ekstra bagi klub-klub papan bawah untuk meraih tiket promosi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Meski klub-klub yang promosi musim lalu harus kembali berjuang di zona degradasi, dalam enam tahun terakhir, setidaknya dua dari tiga tim promosi itu selalu bisa mempertahankan tempat di Liga Primer Inggris," kata Adam Bull, ahli keuangan dari Deloitte.   

"Terus meningkatnya nilai Liga Primer Inggris memberikan kesempatan bagi klub-klub promosi membuat strategi investasi di dalam dan luar lapangan."

Nilai £80 juta sendiri tak sepenuhnya berasal dari hak siar.

Selain didapatkan dari uang hadiah yang dibagikan berdasarkan peringkat liga, tim-tim promosi juga dilindungi skema pembayaran parasut yaitu uang yang diberikan selama tiga tahun berturut-turut sebagai kompensasi jika mereka terdegradasi kembali.

Dengan menggunakan skema saat ini, jika salah satu dari tim promosi yaitu Norwich City, AFC Bournemouth, dan Watford, harus terjerembab ke divisi bawah musim depan, maka mereka akan mendapatkan £24 juta di musim pertama, £19,2 juta di tahun kedua, serta £9,6 juta di tahun ketiga dan keempat.

Hal ini dilakukan karena tim-tim yang terdegradasi biasanya perlu waktu untuk 'menyesuaikan diri' ketika kembali ke divisi bawah.

Ketika masuk ke Liga Inggris, tim-tim kecil akan mengontrak pemain bagus dengan rataan gaji yang lebih tinggi untuk bertahan di Liga Inggris. Lalu ketika kembali terdegradasi, mereka terbebani dengan anggaran gaji yang tinggi di leher mereka.

Misalnya saja yang terjadi pada Queens Park Rangers. Pada 2013/2014, mereka memiliki beban gaji tertinggi kedelapan di Liga Inggris sehingga ketika terdegradasi mendapatkan masalah karena pendapatan mereka tak setinggi ketika berada di Liga Inggris.

Jumlah Pemilik Asing Berlimpah

Pundi-pundi uang menggiurkan dari Liga Inggris ini membuat banyak investor asing tertarik melakukan perjudian -- membeli klub di divisi bawah dengan harga murah dan kemudian mendapatkan keuntungan besar dengan membawa mereka ke Liga Inggris.

Cara ini dinilai lebih gampang ketimbang mengakuisisi klub mapan Liga Inggris yang dibanderol setidaknya £100 juta dan juga memiliki biaya operasional tinggi.

Satu investor yang sukses melakukan hal ini adalah pemilik Watford, Giampaolo Pozzo. Mereka membeli Watford pada 2012 dengan harga £500 ribu dan 'hanya' mengeluarkan kurang lebih £20 juta untuk investasi pemain. Lalu dalam waktu tiga tahun saja mereka mampu membawa Watford ke Liga Inggris.

Menurut laporan The Guardian, hingga April 2015 saja setidaknya satu dari tiga klub di Liga Primer Inggris dan Football League (Divisi I-III) memiliki pemilik asing -- dengan perusahaan yang didaftarkan di negara 'surga pajak' seperti Bermuda, Bahama, Luxemburg, dan West Indies.

Tentu semuanya tak sukses seperti Watford atau Manchester City yang mampu menjuarai Liga Primer Inggris meski satu dekade sebelumnya masih berkutat di liga bawah. Kisah QPR atau Portsmouth yang terjerat tumpukan utang meski mendapatkan pemilik asing, pun bisa menjadi contoh bagi mereka ingin menanamkan uang di Liga Inggris. 

Meski demikian, perjudian untuk mendapatkan 'uang promosi' Liga Primer Inggris tampaknya tidak akan berhenti pada waktu dekat ini. (vws/vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER