Manchester, CNN Indonesia -- Manchester United mendatangkan duo 'SCH', Bastian Schweinsteiger dan Morgan Schneiderlin di musim panas kali ini. Dua pemain ini ada pada level yang berbeda namun mereka harus sama-sama berjuang untuk bisa mendapatkan tempat reguler di 'Setan Merah'.
Schweinsteiger adalah Bayern Munich. Itulah yang tergambar jelas dalam satu dekade terakhir dan karena itu banyak yang mengernyitkan dahi ketika akhirnya Schweinsteiger memutuskan untuk memulai petualangan barunya bersama United.
"Schweinsteiger akan mengalami kesulitan karena ia harus beradaptasi dengan suasana baru setelah sepanjang kariernya ia bermain di Munich."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itulah yang diucapkan oleh Franz Beckenbauer saat Schweinsteiger hampir pasti bergabung dengan 'Setan Merah'.
Schweinsteiger boleh dibilang tengah melakukan sebuah perjudian besar dalam kariernya. Dengan usia 31 tahun, ia memutuskan untuk pindah ke liga lain dan bergabung dengan klub sebesar United.
Masalahnya, Schweinsteiger sendiri justru tengah mengalami masalah kebugaran dalam beberapa musim terakhir. Pada musim lalu, Schweinsteiger hanya bermain dalam 28 pertandingan di seluruh kompetisi, jumlah paling sedikit setelah musim debutnya pada 2002/2003.
Melihat hal itu, Schweinsteiger memang memilih untuk pindah lantaran ingin penyegaran dalam kariernya yang sebentar lagi berakhir.
Dalam performa terbaiknya, Schweinsteiger adalah salah satu gelandang serang terbaik di era saat ini. Pemain kelahiran 1 Agustus ini terbilang sangat komplet sebagai gelandang.
Schweinsteiger bisa bermain di seluruh lini serang, baik sebagai gelandang tengah, maupun gelandang yang beroperasi di sisi lapangan.
Schweinsteiger memiliki kemampuan menggiring bola yang baik. Penetrasi yang dilakukan Schweinsteiger pun sering membahayakan karena ia lihai memainkan umpan 1-2 bersama rekan-rekannya.
Visi bermain dan pengamatan terhadap situasi milik Schweinsteiger juga mengagumkan. Ia bisa melakukan umpan akurat ke depan gawang atau tiba-tiba menembak dari luar kotak penalti.
Namun tentunya semua versi terbaik dari Schweinsteiger baru bisa keluar jika ia mampu berada dalam kondisi fit sepanjang musim. Ia juga harus bisa secepatnya beradaptasi dengan sepakbola United dan sepakbola Inggris.
Pasalnya barisan gelandang United musim 2015/2016 terbilang sangat dalam lantaran berisikan banyak pemain bintang.
Schweinsteiger harus bersaing dengan nama tenar lainnya seperti Juan Mata, Ashley Young, Ander Herrera, Antonio Valencia, Morgan Schneiderlin dan Marouane Fellaini.
Butuh usaha ekstra keras dari Schweinsteiger untuk bisa selalu jadi pilihan reguler, atau jika tidak ia hanya akan jadi penghangat bangku cadangan dan baru diturunkan pada laga-laga yang tak terlalu penting seperti Piala Liga dan Piala FA.
Sedikit keberuntungan bagi Schweinsteiger, pria yang jadi arsitek United adalah Van Gaal yang dulu juga sempat menjadi pelatih Munich pada 2009-2011.
Hal itu setidaknya akan membuat Schweinsteiger sudah paham apa yang harus ia lakukan agar memikat Van Gaal untuk memasukkannya ke dalam 11 pemain pilihan setiap pekannya.
Fase Baru Schneiderlin
Bila Schweinsteiger sudah pernah berada pada level top dalam karier sepakbolanya, maka Schneiderlin adalah pemain yang sedang mencari jalan menuju level elit dalam kariernya.
Setelah tampil gemilang di Southampton, kini Schneiderlin ditantang untuk bisa melakukan hal serupa di klub sebesar United.
Schneiderlin yang berposisi sebagai gelandang bertahan ini harus bisa menjamin hadirnya keseimbangan dalam sistem permainan United.
Schneiderlin harus bisa memotong alur serangan lawan dengan cepat dan juga menjadi orang pertama yang mulai mengalirkan bola ke depan.
Di United, Schneiderlin akan berebut posisi dengan Daley Blind, Michael Carrick, Schweinsteiger ataupun Herrera.
Selama pramusim, Van Gaal sendiri cenderung menggunakan formasi 4-2-3-1.Formasi seperti ini akan cenderung memberikan peluang yang lebih besar bagi Schneiderlin untuk mendapatkan tempat di formasi inti.
(ptr/ptr)