Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu yang membuat Liga Inggris menjadi liga terbaik di dunia adalah tidak ada yang mampu menebak skenario yang terjadi sepanjang musim.
Misalnya saja musim lalu. Meski Chelsea tampil dominan sepanjang musim, tak ada yang menyangka Manchester United yang telah memecahkan rekor transfer termahal dalam sosok Angel Di Maria justru terseok-seok di awal musim.
Lebih lanjut lagi, tak ada juga yang menyangka bahwa seorang Louis van Gaal bisa menggunakan seorang Marouane Fellaini sebagai gelandang serang alternatif dalam skema yang mengandalkan bola-bola atas. Atau bagaimana seorang Harry Kane tiba-tiba meledak di pertengahan musim dan memantapkan dirinya sebagai penyerang masa depan Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang, skenario mengejutkan bukan hak eksklusif Liga Inggris -- contohnya saja Borussia Dortmund tiba-tiba terjun bebas ke jurang degradasi musim kemarin -- akan tetapi Liga Inggris lah yang memberikan paling banyak kejutan yang membuat para pecinta bola tak pernah bisa melepaskan diri.
Di tengah-tengah potensi skenario mengejutkan untuk musim depan,
CNN Indonesia coba menebak beberapa pertanyaan besar yang mungkin akan memberikan jawaban yang tidak kalah mengejutkan di akhir musim.
1. Bisakah Benteke menyesuaikan diri dengan gaya bermain Liverpool?Liverpool masih memiliki trauma ketika mendapatkan seorang penyerang tinggi besar yang didatangkan dengan harga mahal.
Kedatangan Andy Carroll pada Januari 2011 berakhir dengan buruk setelah sang penyerang mengalami cedera panjang dan pada akhirnya terlihat sebagai penyerang 'antik' yang hanya bisa memanfaatkan tinggi badannya untuk menanduk bola.
Isu ini muncul lagi dengan kedatangan Benteke yang menjadi pembelian kedua termahal sepanjang sejarah Liverpool setelah Carroll. Mantan pemain belakang Liverpool, Jamie Carragher, dan pelatih Aston Villa, Tim Sherwood, juga sempat menyatakan bahwa Benteke mungkin akan kesulitan bermain di bawah Rodgers yang mengandalkan umpan-umpan pendek.
Apalagi Rodgers menggunakan gelandang seperti Roberto Firmino dan Philippe Coutinho yang kekuatannya adalah mengirimkan bola-bola terobosan mendatar. Kesalahan memilih seorang penyerang yang tidak bisa memanfaatkan hal itu bisa berakibat fatal.
Namun, berbeda dari Carroll, Benteke adalah didikan Belgia yang kurikulum pembinaan pemain mudanya berorientasi pada penguasaan bola -- satu sistem yang melahirkan pemain seperti Eden Hazard, Radja Nainggolan, dan Thomas Vermaelen.
Meski hal ini tidak serta merta menjamin Benteke bisa terintegrasi di dalam gaya bermain Brendan Rodgers, Benteke masih berpeluang untuk tidak menjadi Andy Carrol selanjutnya.
 Roberto Firmino baik dalam memberikan umpan terobosan. (REUTERS/Ricardo Moraes) |
2. Siapa Duet Lini Belakang Manchester United?Lini pertahanan yang kokoh vital dalam menentukan perjalanan tim untuk menapaki tangga juara, dan duet bek tengah dengan kombinasi teknik yang pas menjadi faktor penting dalam membangun hal tersebut.
Sejak 2006, Sir Alex Ferguson mengandalkan duet Rio Ferdinand-Nemanja Vidic untuk mendapatkan berbagai piala. Ferdinand memiliki kecepatan, sementara Vidic mempunyai ketenangan dalam membaca permainan.
Di bawah Louis van Gaal, United memiliki beberapa pemain yang bisa memainkan peran bek tengah, di antaranya Marcos Rojo, Luke Shaw, Chris Smalling, Phil Jones, Johnny Evans, dan Paddy McNair.
Jelang musim berakhir, kombinasi Smalling-Jones yang memiliki kombinasi pemain berkaki kiri dan kanan sempat menjadi andalan Van Gaal. Namun keduanya hanya sempat dipasangkan menjadi duet bek tengah dalam empat pertandingan.
Jika van Gaal serius untuk memilih kombinasi tersebut, maka Van Gaal bisa saja memainkan keduanya sejak musim dimulai, terutama untuk terhindar dari kesalahan musim lalu.
3. Apa Lagi yang Menghalangi Arsenal Juara Liga Inggris?Selama 10 tahun terakhir, Arsene Wenger, sering kali harus mengerem pembelian pemain karena harus berhemat demi mendapatkan stadion baru. Namun, setelah Stadion Emirates lunas, Wenger kini tak perlu lagi melakukan pengiritan.
Hasilnya adalah Mesut Oezil, Alexis Sanchez, dan Santi Cazorla yang tidak didatangkan dengan harga murah. Sayangnya musim lalu Arsenal justru melemparkan peluang juara di paruh musim pertama dengan rentetan hasil buruk karena kerap kebobolan.
Pergantian penjaga gawang yang dilakukan Wenger, dari semula Wojciech Szczęsny menjadi David Ospina, mampu mengubah perjalanan The Gunners di paruh musim kedua. Arsenal pun mendapatkan lebih banyak
cleansheet dan juga lebih banyak kemenangan.
Di atas kertas, masalah ini diselesaikan Wenger dengan medatangkan Petr Cech. Dalam laga pramusim bersama The Gunners di Singapura, Cech pun menunjukkan bahwa keputusannya untuk pindah adalah tepat, karena ia belum kehilangan sentuhan ajaibnya di bawah mistar gawang.
Dengan skuat bertabur bintang yang telah bermain bersama selama satu musim, pelatih yang telah mengenal benar Liga Inggris, dan penjaga gawang handal, akan menjadi misteri jika Arsenal tak bisa mengakhiri puasa gelar Liga Inggris mereka.
 Petr Cech membantu Arsenal mendapatkan Community Shield. (Reuters / Dylan Martinez) |
4. Akankah Manchester City Terlempar Keluar dari Empat Besar?City menjalani paruh musim kedua dengan rentetan hasil imbang dan kekalahan. Meski mampu meraih kemenangan beruntun di enam laga terakhir, City telah terlempar keluar dari perburuan gelar juara dan nasib Manuel Pellegrini pun dipertanyakan.
Ia sempat diisukan akan diganti dengan Pep Guardiola, Juergen Klopp, atau Carlo Ancelotti.
Memasuki musim 2015/2016, City tak banyak perubahan berarti. Melepas Stevan Jovetic dan Edin Dzeko serta mendapatkan Raheem Sterling, City hanya melakukan perbaikan di lini depan namun tak benar-benar memperbaiki lubang-lubang yang mulai muncul ketika diserang lawan.
Selain Vincent Kompany yang sering melakukan blunder, Yaya Toure yang menjadi jangkar pun terlihat sudah mengalami penurunan kecepatan. Dengan usia Toure yang telah beranjak 32 tahun, City akan mengambil risiko jika mereka tidak memiliki pelapis Toure.
Demikian pula di barisan lini belakang. Martin Demichiles dan Eliaquim Mangala pun belum bisa sepenuhnya diandalkan, sehingga CIty kini harus berharap Kompany bisa bangkit dan mengurangi kesalahan-kesalahannya musim lalu.
Jika tidak, perlawanan yang diberikan Harry Kane dan Tottenham Hotspur atau Liverpool bisa membuat City gigit jari dan tidak mendapatkan satu tiket ke Eropa.
 Vincent Kompany melakukan beberapa blunder musim lalu. (REUTERS/Darren Staples) |
5. Akankah Karier Asmir Begovic Meredup?Meski datang untuk jadi 'cadangan', Asmir Begovic bukan kiper sembarangan. Bersama Stoke City ia mampu menjadi salah satu penjaga gawang terbaik di Liga Inggris.
Ketika ia menyelesaikan proses transfernya ke Chelsea, Begovic juga menyatakan tekad tidak ingin sekadar menghangatkan bangku cadangan namun ingin memberikan tantangan bagi Thibaut Courtois.
Jose Mourinho sendiri terkenal menjadi manajer yang tidak pernah takut untuk mencoret pemain bintang yang tidak bisa menunjukkan performa, sehingga Begovic mendapat jaminan bahwa akan mendapat peluang menggantikan Courtois jika sang kiper muda memperlihatkan kelemahan.
Akan tetapi Begovic menunjukkan tanda-tanda penurunan performa dalam laga pramusim. Ia kebobolan empat gol melawan New York Red Bull dan juga gagal menghalau serangan Fiorentina.
Jadi, bagaimana masa depan Begovic di bawah bayang-bayang Courtois?
(vws)