Jakarta, CNN Indonesia -- PSSI memilih untuk tidak menanggapi permintaan BOPI yang meminta agar dalam Piala Presiden tidak menggunakan simbol PSSI lantaran status induk organisasi sepak bola tersebut masih dibekukan oleh Kemenpora.
Bagi anggota Exco PSSI, Gusti Randa, penggunaan simbol PSSI adalah sebuah hal yang tak terelakkan karena peserta kompetisi ini adalah anggota PSSI.
Alasan kedua adalah lantaran PSSI secara hukum bukanlah organisasi terlarang di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tidak ada satu aturan pun menurut saya secara hukum yang tidak membolehkan adanya lambang PSSI kecuali ada putusan pengadilan bahwa PSSI adalah sebuah organisasi yang terlarang."
"Karena itulah hal itu (permintaan BOPI) no point, tak perlu kita perdebatkan dan hanya membuat gaduh-gaduh saja," kata Gusti di Jakarta, Kamis (27/8).
Togar Manahan Nero, Kuasa Hukum PSSI berharap BOPI berhenti mengeluarkan pernyataan negatif tentang sepakbola dan PSSI.
"Karena itu kita cukup berfokus pada pembicaraan sepakbola dan bukan pemberitaan mengenai pemikiran busuk seperti yang disampaikan BOPI," ucap Togar.
"Sebagai federasi sepakbola, kami akan memberikan dukungan lebih dari 100 persen kepada PT Mahaka dan turnamen Piala Presiden. Kami tak ingin meladeni pihak yang masih berpikiran busuk pada sepakbola," katanya menambahkan.
Piala Presiden akan dibuka di Gianyar Bali pada 30 Agustus mendatang. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Menko PMK Puan Maharani, dan Menko Polhukam Luhut Panjaitan, dikabarkan akan hadir dalam pembukaan kompetisi yang diusung oleh Mahaka Sports tersebut.
Gusti berharap agar dengan terselenggaranya Piala Presiden yang dirokemendasikan oleh PSSI, turnamen ini dapat menjadi titik awal yang baik untuk persepakbolaan nasional yang selama ini penuh dengan gonjang-ganjing.
"Untuk itu saya menginginkan kita tidak usah membanding-bandingkan dengan turnamen-turnamen yang sedang berlangsung atau sudah ada," kata Gusti.
(ptr/ptr)