Jakarta, CNN Indonesia -- Pernah menyandang status sebagai pelatih AS Roma bukan menjadi satu-satunya kesamaan antara Luis Enrique dan Rudi Garcia. Kedua pelatih pun sama-sama menyenangi permainan dengan gaya terbuka, mendominasi penguasaan bola, atau mengandalkan
pressing untuk merebut bola.
Hal ini terlihat ketika Garcia membawa Roma menang melawan Juventus pada pertandingan kedua Liga Italia di Stadion Olimpico pada 30 Agustus 2015.
Menantang juara bertahan Serie-A tersebut, Garcia memilih untuk bermain secara terbuka. Ia menginstruksikan anak buahnya untuk memberikan tekanan kepada dua bek Si Nyonya Tua, Giorgio Chiellini dan Martin Caceres, dan melakukan permainan cepat satu sentuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal sama juga sedang ia siapkan untuk menghadapi Barcelona di pertandingan Grup E Liga Champions di hadapan pendukung sendiri pada Rabu (16/9) waktu setempat.
Alih-alih menyiapkan permainan bertahan menghadapi tim yang memiliki trio maut yang musim lalu mencetak lebih dari 100 gol, Lionel Messi-Luis Suarez-Neymar, Garcia mengatakan bahwa ia sudah menyiapkan taktik untuk membalas
pressing yang sering dilakukan Barcelona.
"Kami tak berniat untuk bertahan sepanjang pertandingan. Kami tahu akan ada masanya kami harus bekerja keras (dalam bertahan), tapi kami juga harus menggunakan bola dengan baik untuk memberikan lawan kami masalah," kata Garcia seperti dikutip dari situs resmi UEFA.
Pelatih asal Perancis itu bahkan menegaskan bahwa dirinya tidak akan menggunakan taktik anti-Messi seperti yang sering dilakukan oleh musuh-musuh Barcelona sebelumnya -- biasanya dilakukan dengan menempatkan satu atau dua pemain untuk menjaga ketat Messi.
Di matanya, bukan seperti itu cara untuk menyetop lini serang Barcelona.
"Tidak ada rencana anti-Messi, seperti tidak ada rencana untuk menghentikan Suarez atau Iniesta. Anda menghadapi ancaman tersebut sebagai tim, baik ketika bertahan maupun menyerang," tutur Garcia lagi.
Hal senada juga diucapkan gelandang andalan sekaligus wakil kapten Roma, Daniele De Rossi. Menurutnya cara menghentikan penyerang asal Argentina itu adalah dengan kekompakan tim.
"Messi selalu melewati seorang pemain, karena itu kami harus tetap menjaga jarak antarlini dan terorganisir," katanya seperti dikutip dari
Goal.
Garcia sendiri menjalani pertandingan tersebut tanpa salah satu gelandang terbaiknya, Miralem Pjanic. Cedera betis yang diderita gelandang Bosnia itu ketika membela negaranya di partai kualifikasi Piala Eropa 2016 membuatnya absen hingga akhir September nanti.
Untuk mengisi kekosongan tersebut, Garcia bisa menurunkan kombinasi Radja Nainggolan dan Daniele De Rossi di lini tengah yang kemudian ditopang oleh Seydou Keita.
Atau, jika Garcia ingin memainkan formasi yang lebih menyerang, maka ia bisa menurunkan Gervinho/Francesco Tottu untuk mendampingin trio Edin Dzeko-Mohamed Salah-Iago Falque yang semakin padu di lini serang Roma.
Garcia juga menuturkan bahwa ia menyiapkan lebih dari satu taktik untuk melawan Barca. "Para pemain siap untuk menampilkan lebih dari satu sistem. Kami tidak hanya memiliki satu rencana, tapi dua."
Manfaatkan Lubang BarcelonaBukan hanya Roma yang harus kehilangan salah satu pemain kunci, tapi juga Barcelona. Skuat asuhan Luis Enrique itu tidak akan menurunkan bek kanan Dani Alves dan juga kiper Claudio Bravo yang menderita cedera.
Di bawah mistar gawang, Marc Andre Ter Stegen memiliki beban untuk membalikkan performa buruknya di awal musim.
Ketika Bravo belum kembali dari liburan setelah membawa Chile juara Copa America, Ter Stegen sempat membiarkan gawang Barcelona dijebol sembilan kali dalam tiga laga. Hal ini terjadi ketika Barca berhadapan dengan Sevilla di final Piala Super Eropa dan dua kali berjumpa dengan Athletic Bilbao di Piala Super Spanyol.
Ter Stegen memang membawa Barcelona menang 2-1 melawan Atletico Madrid pada akhir pekan lalu, tapi laga tersebut menjadi pertama kalinya
Blaugrana kebobolan di Liga Spanyol musim ini.
Garcia akan mengandalkan duet penyerang baru Salah dan Dzeko di lini depan untuk menguji Ter Stegen. Meski baru mencetak satu gol, Dzeko telah menjadi salah satu pemain yang tak tergantikan di tim inti Roma. Sementara itu, kecepatan Salah di sayap kiri bisa menggoyahkan Sergi Roberto yang mengisi kekosongan Alves.
Mengingat Barcelona telah memenangi seluruh pertandingan mereka di kompetisi domestik dan juga belum terkalahkan di 10 dari 11 pertandingan di Liga Champions, peluang terbesar untuk memenangi laga ini memang masih terletak di tangan Barca.
Akan tetapi, jika dua rencana Garcia bisa dieksekusi sempurna, belum tentu sang Serigala Ibu Kota akan pulang dengan tangan hampa.
(vws)