Mereka yang Gagal Mengadang Serena Williams

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Minggu, 20 Sep 2015 10:07 WIB
Serena Williams hanya bisa menjadi petenis terbaik sepanjang masa dengan megalahkan para petenis terbaik lainnya dari tiga generasi berbeda.
Serena Williams menghadapi tantangan dari kakaknya sendiri, Venus Williams. (Jan Kruger/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Serena Williams memang bisa dikatakan sebagai salah satu petenis terhebat sepanjang masa. Namun kesuksesan Serena tak mungkin diraih tanpa kehadiran rival-rivalnya.

Merekalah yang mendorong Serena untuk mengeluarkan kemampuan terbaik di atas lapangan. Tak ayal, ketenaran Serena pun bisa ada karena keberadaan petenis-petenis unggulan lain seperti Venus Williams, Martina Hingis, Jennifer Capriati, dan Justine Henin.

Berikut adalah sekilas cerita keempat petenis tersebut:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

VENUS WILLIAMS

Venus adalah kakak Serena dengan selisih hanya satu tahun (17 Juni 1980, 26 September 1981) dan menariknya, keduanya adalah petenis profesional yang pernah bermain di berbagai rangkaian pertandingan Grand Slam. Total sudah 27 kali mereka saling berhadapan sejak 1998 hingga 2015 dengan catatan 16 kali kemenangan untuk Serena dan 11 kali untuk Venus.

Serena dan Venus pertama kali memainkan pertandingan profesional mereka adalah pada putaran kedua Australia Terbuka 1998, ketika sang kakak menang dengan skor 7-6(4) 6-1. Pada pertemuan terakhir mereka di perempat final Amerika Terbuka, Serena menang dengan skor 6-2 1-6 6-3.

Baik Venus maupun Serena juga pernah merasakan rasanya menjadi petenis nomor satu dunia. Venus menjadi petenis nomor satu dunia pertama kali pada 25 Februari 2002 dan saat ini menjadi petenis nomor 23 dunia (tercatat sejak 31 Agustus 2015), sementara Serena pertama kali menjadi petenis nomor satu dunia pada 8 Juli 2002 dan hingga saat ini masih mempertahankannya.

MARTINA HINGIS

Hingis adalah petenis profesional asal Swiss yang pernah mempertahankan predikat petenis putri nomor satu dunia selama 209 minggu sejak31 Maret 1997. Kini petenis berusia 31 tahun tersebut bersama petenis asal Jerman, Sabine Mirza, menjadi pasangan ganda putri nomor dua dunia (tercatat sejak 13 September 2015)

Persaingan Serena dengan Hingis cukup populer. Ketika mengalahkan Hingis pada final Amerika Serikat Terbuka 1999 dengan skor 6-3 7-6, Serena menjadi petenis perempuan Afrika-Amerika kedua yang memenangkan turnamen Grand Slam, setelah pertama kali gelar tersebut diraih oleh Althea Gibson pada 1958.

Dalam perjalanannya, Serena tidak bisa dengan mudah menyingkirkan Hingis. Serena sempat kalah setahun sebelumnya dalam perempat final Lipton International Players Championships di Key Biscayne.

JENNIFER CAPRIATI

Capriati adalah mantan petenis profesional Amerika Serikat yang pernah memenangi tiga kejuaraan tunggal putri dalam turnamen Grand Slam, sebuah medali emas pada Olimpiade musim panas 1992, dan menjadi petenis nomor 1 dunia pada 15 Okotober 2001. Wanita yang kini berusia 39 tahun itu juga pernah tercatat sebagai petenis termuda yang memulai karier profesional yakni pada usia 13 tahun 11 bulan dan mencapai final di turnamen Boca Raton, Florida pada 1990.

Di perempat final Miami Masters 2001, Capriati pernah mengalahkan Serena yang pada saat itu menyandang predikat petenis putri nomor 6 dunia dengan skor 6-1 6-7. Namun di final, sang kakak, Venus, menglahkan Capriati dengan skor ketat 4-6 6-1 7-6.

Serena baru berhasil mengalahkan Capriati pada final Piala Rodgers 2001 dengan skor 6-1 6-7 6-3. Beberapa pertemuan dari berbagai ajang selanjutnya Serena selalu mengalahkan Capriati, hingga pada perempat final Italia Terbuka 2004 Capriati kembali mengalahkan Serena sebelum akhirnya balik tunduk di final melawan petenis Perancis, Amelie Mauresmo, dengan skor 3-6 6-3 7-6.

JUSTINE HENIN

Mantan petenis putri nomor 1 dunia (20 Oktober 2003) ini telah 14 kali bertemu dengan Serena selama kariernya, dengan catatan enam kali menang 8 kali kalah. Ketika Henin masih aktif bermain, persaingan mereka adalah salah satu yang terpanas dan kompetitif, khususnya di WTA Tour.

Henin membuka dan menutup karirnya melawan Serena dengan kekalahan. Keduanya bertemu pertama kali pada kompetisi Amerika Terbuka 2001 ketika ia kalah 5-7 0-6 dari Serena, dan terakhir bertanding pada Australia Terbuka 2010 ketika Serena menang 6-4 3-6 6-2.

Semasa karirnya, Henin meraih tujuh gelar juara tunggal putri di Grand Slam, menang Perancis Terbuka pada 2003, 2005, 2006, dan 2007, Amerika Terbuka pada 2003 dan 2007, serta Australia Terbuka pada 2004. Ia juga pernah meraih medali emas tunggal putri pada Olimpiade 2004.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER