Jakarta, CNN Indonesia -- Serena Williams sudah berusia 33 tahun namun ia masih sukses berdiri sebagai petenis nomor satu dunia dengan raihan banyak gelar. Gaya permainannya yang komplet membuatnya sulit dikalahkan oleh lawan-lawannya jika dirinya sedang berada di level permainan terbaiknya.
Serena sudah berusia 33 tahun namun masih mampu menyabet tiga gelar grand slam tahun ini, bahkan nyaris menyempurnakannya menjadi calendar grand slam bila memenangkan grand slam Amerika Serikat Terbuka pekan lalu.
Padahal rival-rival yang coba mengadang jalannya sudah berganti beberapa kali. Mulai dari generasi Martina Hingis, Venus Williams, Kim Clijsters, Justin Henin, Maria Sharapova hingga generasi saat ini seperti Simona Halep dan Petra Kvitova.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kunci keberhasilan Serena terletak pada gaya permainannya yang komplet. Serena memiliki banyak kelebihan pada beberapa titik, bukan hanya pada satu titik saja. Hal itu membuat ia punya banyak senjata untuk mengalahkan lawan.
Dimulai dari servis. Servis Serena sangatlah mematikan. Keras dan terarah, baik ke arah forehand lawan maupun backhand lawan.
Tidak hanya ace, servis Serena juga merupakan sebuah serangan pembuka yang sangat baik untuknya. Dengan servis yang mengarah tajam, maka Serena bisa lebih mudah mengontrol laju bola bila pengembalian dari lawan tak sempurna.
Serena sangat solid di baseline dan hal ini membuatnya selalu diunggulkan di tiap permainan reli. Kekuatan pukulan miliknya jadi salah satu senjata mematikan.
Bukan hanya sekedar kuat, Serena juga lihai dalam hal penempatan bola. Jadi, setiap pukulan kuat yang dilakukan Serena dari baseline selalu jatuh tipis di dekat garis sehingga sulit dijangkau oleh lawan-lawannya.
Tak Ragu Maju ke DepanBila hanya mengandalkan permainan dari segi baseline saja, Serena sudah sangat kuat dan sulit untuk dikalahkan. Namun Serena melengkapi kemampuannya dengan pukulan dropshot yang juga tak bisa diremehkan begitu saja.
Setelah lawan Serena pontang-panting meladeni pukulan-pukulan keras dari baseline, mereka bakal mati langkah untuk bergerak ke depan bila tiba-tiba Serena melakukan dropshot sehingga bola melayang ringan dan jatuh di depan net.
Walaupun memiliki tubuh yang besar, Serena pun tak ragu berlari ke depan net untuk memotong laju bola ataupun melakukan smash bila ia merasa momentumnya tepat.
Dan bagi lawan-lawan Serena, jangan pernah berharap bisa melihat laju bola bila Serena sudah melancarkan overhead smash.
Semua kemampuan Serena itu masih ditunjang oleh fisik prima yang membuatnya tetap bisa konsisten di set ketiga dan juga mental bertanding yang luar biasa.
Serena tercatat menjadi satu-satunya petenis yang mampu memenangi tiga gelar grand slam setelah sebelumnya menggagalkan kesempatan match point yang diperoleh lawan.
Dengan kemampuan yang lengkap seperti itu, wajar bila akhirnya Serena jarang mengecap kekalahan. Untuk tahun ini saja, dari 56 pertandingan yang ia lewati, Serena hanya kalah di tiga pertandingan saja, yaitu saat menghadapi Petra Kvitova, Belenda Bencic (WTA Canada), dan Roberta Vinci (grand slam AS Terbuka).
(ptr/ptr)