Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Carlo Tavecchio, bisa menuntut Juventus atas ucapan Presiden klub Andrea Agnelli, demikian dinyatakan
Gazzetta World.
Pada awal pekan ini Agnelli mengeluarkan pernyataan bahwa perlu ada perbaikan total pada sistem persepakbolaan Italia, termasuk di antaranya merancang liga untuk tim cadangan dan juga memperbaiki keamanan saat pertandingan.
Agnelli juga mendesak FIGC untuk "menghindari membuang-buang waktu antara sekarang dan 2022 untuk mencari pendapat tentang hal-hal yang harus dibenahi, tapi pada akhirnya tidak melakukan apapun."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu yang diduga menjadi pemantik pertikaian antara FIGC dan Si Nyonya Tua.
Menurut
Gazzetta, saat ini Tavecchio telah berkonsultasi dengan pengacara untuk mengetahui jika ia memiliki landasan kuat untuk melakukan tuntutan hukum. Tavecchio juga dikabarkan sangat marah karena Agnelli membuat kontroversi lagi.
Perselisihan antara Juventus dan FIGC memang bukan yang pertama terjadi.
Bianconeri sebelumnya sempat menuntut penggantian kerugian sebesar €443 juta, atau setara Rp 7,3 triliun, karena hukuman atas keterlibatan Juventus dalam skandal Calciopoli 2006 tidak berdasarkan bukti-bukti lengkap. Saat itu pengadilan memutuskan Juventus terdegradasi ke Serie-B dan mencabut gelar juara Serie-A musim 2005/2006.
Sejak Maret 2015 kedua pihak telah saling berkomunikasi namun belum mencapai kata sepakat untuk menyelesaikan kasus tersebut di luar pengadilan.
Meski demikian, Pengadilan Kasasi menyatakan bahwa mantan Manajer Umum Juventus, Luciano Mogi, memang menjadi sosok penting dalam skandal Calciopoli, sehingga upaya banding akan berbuah kesia-siaan.
(vws)