Merayakan 19 Tahun dengan Apa, Profesor Wenger?

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika Arsene Wenger tiba di Highbury (kandang lama Arsenal) pada awal Oktober 1996, tak banyak pendukung Arsenal yang mengenal manajer asal Perancis tersebut.

Pilihan Redaksi 10 Catatan Menarik Jelang Arsenal Vs MU Diincar Klub Kaya Misterius, Martial Tetap Pilih MU Anthony Martial Dua Kali Gagal Pindah ke Arsenal

Maklum saja, sebelum tiba di London, mantan pelatih AS Monaco itu sempat satu tahun setengah berada di Jepang sebagai arsitek tim Nagoya Grampus Eight.

Hampir tak dikenal publik sepak bola Inggris, Wenger dipandang sebelah mata karena dianggap harus melalui transformasi ekstrem dari sepak bola Jepang ke Inggris.

Asingnya Wenger di mata sepak bola Inggris bahkan sempat membuat salah satu media London, Evening Standard, 'menyambut' Wenger dengan headline mereka yang bertajuk, "Arsene Who?"

Pendukung Arsenal juga sempat kecewa karena banyak yang mengira The Gunners akan mendatangkan Johan Cruyff untuk menggantikan manajer yang telah dipecat, Bruce Rioch.

Namun, hasil di atas lapangan membuat Wenger dengan cepat merebut hati para pendukung Arsenal. Terlebih setelah berhasil merebut Liga Primer dan Piala FA di musim keduanya di Highbury.

Kini, 19 tahun berselang. Wenger telah mempersembahkan tiga trofi Liga Primer, enam Piala FA, dan enam Community Shield. Ia kini juga menjadi satu-satunya manajer yang masih aktif saat ini yang paling lama bertahan di sebuah klub.

Di satu sisi, puasa gelar Liga Inggris Arsenal sejak terakhir kali pada 2004 silam membuat Wenger acapkali mendapat tekanan dari para suporter. Namun, manajemen The Gunners tetap teguh memercayai manajer berusia 65 tahun itu untuk menangani klub meriam London tersebut.

Penghasil Pemain Bintang

Karier panjang Wenger di Arsenal tak hanya sekedar hasil bagus dan trofi semata. Pasalnya, Wenger dikenal sebagai seorang manajer yang mampu 'menyulap' pemain tak dikenal menjadi pemain besar.

Ia membawa Patrick Vieira, Remi Garde, dan Nicolas Anelka dari negara asalnya, Perancis di musim pertamanya mengarsiteki Arsenal.

Setelah itu, Wenger menjadi Sang Profesor yang mampu memoles pemain tak dikenal atau buangan menjadi bintang. Dennis Bergkamp dan Thierry Henry adalah contoh pemain yang mengilap kembali di bawah tangan dingin Wenger.

Henry yang gagal bersama Juventus dan Bergkamp yang gagal di Internazionale Milan berubah menjadi sosok penyerang berbahaya dengan teknik tinggi di Eropa.

Wenger juga merupakan manajer yang mampu membawa Arsenal menjadi juara setelah melaju tak terkalahkan dalam satu musim pada tahun 2004. Ia juga membawa Arsenal melewati rekor Nottingham Forest (42 pertandingan tak terkalahkan) dengan catatan 49 pertandingan tanpa pernah sekalipun menelan kekalahan.

Tekanan Imajiner

Wenger mungkin bukan manajer yang rutin membawa trofi untuk Arsenal di setiap musim. Akan tetapi, ketika berbicara mengenai stabilitas, The Gunners memiliki juara dalam sosok Arsene Wenger.

Namun, berapa lama suporter Arsenal akan bertahan dengan 'kestabilan' Wenger?

Sosok pelatih yang dijuluki sebagai Sang Profesor itu kini kerap mendapatkan kritik karena dianggap tidak mampu untuk menciptakan tim yang memiliki ketangguhan mental. Sementara itu, Jose Mourinho bahkan mengatakan bahwa hanya Wenger satu-satunya manajer yang tak merasakan tekanan atau ancaman dipecat.

Wenger memiliki kesempatan untuk membantah semua itu ketika menjamu Manchester United di Stadion Emirates pada Minggu (4/10). Mengalahkan The Reds Devils yang kini sedang bangkit tentu menjadi pembuktian bahwa mereka bukan sekadar penggembira di jalur perebutan juara.

Tiga angka berarti Arsenal akan merangsek ke peringkat ketiga klasemen sementara, menguntit duo Manchester yang kini menguasai puncak klasemen. Sementara kekalahan akan semakin membuat diri Wenger menjadi sasaran tembak para kritikus yang lantang bersuara dalam beberapa pekan ke belakang.

Jadi, merayakan 19 tahun bersama Arsenal dengan apa, Prof?



(kid)