Jakarta, CNN Indonesia -- Terpaut 14 poin dengan Valentino Rossi, Jorge Lorenzo menyadari betul pentingnya kemenangan di Grand Prix (GP) Jepang, yang dilansungkan di sirkuit Twin Ring Motegi, Minggu (11/10).
Apalagi, pebalap asal Spanyol itu juga sedang kembali pada performa terbaiknya. Ia berhasil menjadi yang tercepat dalam MotoGP terakhir di Aragon, Spanyol. Itu adalah kemenangan keenam pada musim ini sekaligus kemenangan pertama sejak GP Brno, Agustus silam.
Tak hanya itu, dua kemenangan beruntun Lorenzo di Motegi dalam dua tahun terakhir juga menjadi bekal manis baginya untuk kembali memangkas selisih poinnya dengan Rossi yang masih berada di puncak klasemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, persiapan pebalap berusia 28 tahun itu sempat terganggu oleh cedera bahu yang ia alami karena kecelakaan ringan, Sabtu (3/10) lalu.
"Seperti yang Anda dengar, saya mengalami kecelakaan ringan ketika menjalani latihan. Tapi, saya baik-baik saja, hanya masih merasakan sedikit sakit di bahu kiri. Saya akan tampil di Motegi tanpa masalah," ujar Lorenzo seperti dilansir situs resmi MotoGP.
Lantas, mampukah Lorenzo mengakhiri duel serunya dengan Rossi pada musim ini dengan senyum lebar di akhir musim balapan?
Setidaknya setelah melampaui tiga sesi Latihan Bebas (FP) MotoGP Jepang Jumat (9/10) dan hari ini, Lorenzo bisa optimis. Bahkan, pada sesi FP3 yang digelar Sabtu (10/10) pagi ini Lorenzo memecahkan rekor tercepat dalam Latihan Bebas MotoGP yang digelar di Jepang tersebut.
Lantas, bagaimana Rossi? Pada FP1 dia sempat mencapai yang tercepat ketiga, namun melorot ke delapan pada FP2. Lalu, pagi ini Rossi naik lagi menjadi yang tercepat ke lima. Tinggal kualifikasi dan Race Day.
Namun, patut diingat pebalap dengan julukan The Doctor itu selalu buruk di latihan bebas, namun performanya meningkat di raceday. Apalagi ia tentu tak ingin selisih poin dengan Lorenzo terpangkas akhir pekan ini.
Valentino Rossi tentu saja akan menjadi nama terdepan yang bersiap menjegal ambisi rekan setimnya di Movistar Yamaha tersebut.
Memori dari MotoGP Jepang 2010Balapan di Motegi lima tahun silam merupakan GP Jepang yang meninggalkan kesan kuat dalam diri Lorenzo dan Rossi.
Kala itu Lorenzo berada di ambang gelar juara dunia MotoGP perdananya. Ia pun bersiap melakoni balapan dengan optimisme tinggi setelah nasib sial yang dialami saingannya saat itu, Dani Pedrosa.
Pasalnya, Pedrosa absen di balapan Motegi karena kecelakaan yang ia alami di sesi latihan bersama Repsol Honda.
Rossi sempat 'berjanji' pada Movistar agar memberikan jalan bagi Lorenzo untuk menguasai Motegi. Faktanya saat raceday, Rossi justru beralih dari teman menjadi lawan karena Lorenzo tak lagi memiliki hambatan berarti untuk meraih gelar juara dunia perdananya.
Tak pelak, balapan Motegi 2010 menjadi arena persaingan duo Movistar yang akan selalu diingat Lorenzo dan Rossi.
Pada dua lap terakhir, yang ditandai dengan saling susul-menyusul hingga kedua pebalap itu enam kali berganti posisi satu-dua. Lorenzo dan Rossi bersaing layaknya balapan Motegi akan menjadi yang terakhir bagi mereka.
Akhirnya? Rossi menang, Lorenzo meradang.
Agresivitas Rossi di Motegi kala itu membuat Lorenzo kecewa dan mengeluh. Bahkan tim Movistar sampai harus turun tangan dan meminta Rossi lebih 'kalem' dengan rekan setimnya.
Namun, jelang MotoGP Jepang 2015, skenario berbeda akan hadir dalam balapan kali ini. Kedua pebalap itu sama-sama memiliki kesempatan menjadi juara dunia. Lorenzo dan Rossi akan bersaing mati-matian tanpa memedulikan status mereka sebagai rekan satu tim.
Di empat balapan tersisa dan 100 poin untuk diperebutkan, selisih 14 poin dan Valentino Rossi akan menjadi penghalang terakhir antara Lorenzo dan gelar juara dunia MotoGP 2015.
(kid/kid)