Jakarta, CNN Indonesia -- Yamaha terakhir kali memenangi gelar juara dunia konstruktor pada tahun 2010. Kini lima tahun berselang, mereka berpeluang besar untuk kembali bisa melakukannya.
Pada 2010 silam Jorge Lorenzo benar-benar tampil tanpa tanding untuk memuncaki klasemen, dan dibantu oleh Valentino Rossi yang finis di posisi ketiga, alhasil Yamaha sukses memuncaki klasemen konstruktor.
Mereka memenangi 11 dari 18 seri yang ada dan merebut 404 poin. Hal itu membuat Yamaha unggul 62 angka dari Honda yang ada di posisi kedua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah kemenangan Yamaha di tahun 2010, Honda sukses merajalela pada empat gelaran berikutnya. Hal itu secara tak langsung disebabkan pula melempemnya performa Rossi, sehingga Lorenzo seolah sendirian menyumbang poin untuk Yamaha.
Kini di musim 2015, Rossi bangkit lagi. Bukan hanya bangkit, pebalap veteran itu bahkan bersaing ketat dengan Lorenzo untuk memperebutkan titel juara MotoGP tahun ini.
Persaingan ketat Rossi-Lorenzo akhirnya menguntungkan bagi Yamaha dalam laju mereka di klasemen konstruktor.
Kolaborasi Rossi-Lorenzo membuat Yamaha memenangkan 10 dari 14 seri yang telah berlangsung sejauh ini. Kini mereka mengoleksi 322 poin, unggul 62 angka dari Honda yang ada di posisi kedua.
Dengan selisih poin yang demikian besar, maka hampir mustahil Yamaha kehilangan status juara dunia konstruktor tahun ini dengan empat seri tersisa.
Apalagi, Lorenzo menunjukkan performa yang unggul hingga Latihan Bebas ketiga MotoGP Jepang, Sabtu (10/10).
Sulit membayangkan Rossi dan Lorenzo bersama-sama berturut-turut gagal finis di tiga dari empat seri tersisa sehingga Honda bisa memangkas selisih poin dengan cepat.
Melihat kengototan Honda yang belum mau menyerah musim ini, Yamaha sepertinya bakal mengunci gelar juara dunia konstruktor setelah seri GP Australia di Philips Island pekan depan.
Yamaha dan Ducati adalah raja di sirkuit Twin Ring Motegi. Sirkuit itu tak pernah absen jadi tuan rumah MotoGP sejak 2004 silam. |
Namun harapan Yamaha untuk bisa merayakan kemenangan atas Honda di Jepang tentu juga masih terbuka.
Syaratnya, Yamaha harus bisa menempatkan pebalapnya sebagai juara dan dua pebalap Honda, Marc Marquez serta Dani Pedrosa tak sanggup masuk garis finis di posisi empat besar.
Bila demikian, maka Yamaha bakal memperlebar selisih poin menjadi 76 poin atau lebih dan jumlah itu tak akan mampu dikejar oleh Honda dengan tiga seri tersisa yang hanya maksimal menyediakan 75 poin.
Andai mampu menjadi juara, maka itu merupakan gelar juara dunia konstruktor ke-14 bagi Yamaha sepanjang gelaran 500CC/MotoGP.
Motegi pun sah menjadi milik Yamaha, walaupun Honda masih yang paling banyak menang dalam ajang balap motor besar itu Jepang. Pasalnya hingga jelang
raceday MotoGP Jepang 2015, Yamaha paling banyak menang di sirkuit Twin Ring Motegi--sejak sirkuit itu tak pernah absen menggelar MotoGP pada 2004 silam.
Yamaha dan Ducati saaat ini sama-sama masih memegang rekor sebagai pabrikan yang paling sukses di sirkuit Motegi yakni empat kemenangan.
(kid/kid)