Jakarta, CNN Indonesia -- Laga final Piala Presiden antara Persib dan Sriwijaya FC akhirnya akan digelar di Jakarta akhir pekan ini, Minggu (18/10). Setelah perdebatan dan melalui rapat koordinasi di tingkat Polda hingga diputuskan di Mabes Polri, partai final itu disepakati digelar di ibu kota negara ini.
Awalnya, upaya menggelar partai final itu dikhawatirkan terkendala risiko pengamanan. Pasalnya pendukung salah satu partai finalis, Persib, memiliki tensi rivalitas yang tinggi dengan pendukung tim Persija asal Jakarta.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan akan menggelar skenario pengamanan Siaga Satu untuk menjaga keamanan di hari final tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak lebih dari 10 ribu personel terdiri atas tujuh ribu dari Polda Metro Jaya, dua hingga tiga ribu dari Kodam Jaya, serta seribu personel Korps Brimob Polri akan dikerahkan.
Baca: Cara Polisi Mengamankan Laga Final Piala Presiden
Sebelum berbicara tentang pengamanan di Indonesia, ada baiknya membaca pula tentang bagaimana para aparat keamanan di Inggris melakukan pengamanan untuk sebuah laga dengan tingkat rivalitas pendukung tinggi.
Maklum saja, Inggris termasuk salah satu negara yang dikenal dengan budaya suporter yang keras. Para suporter garis keras itu dikenal dengan istilah Hooligans.
Mengutip dari kamus Oxford, secara harafiah, Hooligan bisa didefinisikan sebagai pembuat masalah. Sementara itu, mengutip dari
ESPN FC, Hooliganisme adalah sebuah masalah kritis dalam sepak bola Inggris.
Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) perlu waktu bertahun-tahun untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para suporter sepak bola. Salah satunya lewat pembenahan stadion.
"Stadion sepak bola saat ini merupakan tempat yang aman dan menyenangkan, menawarkan fasilitas berkualitas bagus untuk para suporter," demikan prolog FA dalam publikasi untuk mencegah kekerasan sepak bola.
"Tidak ada pagar perimeter di lapangan. Semua stadion di dua divisi teratas dan banyak divisi yang lebih rendah, semuanya bertempat duduk (tak ada yang berdiri). Pendukung kekerasan dalam stadia sangat jarang. Beberapa hooliganisme tidak terjadi, tetapi pada skala yang sangat terbatas dan biasanya beberapa (terjadi) jauh dari lingkungan stadion."
Untuk mengatasi risiko keamanan itu, seperti dikutip dari
The Guardian, kepolisian London--misalnya--melibatkan analisis intelijen di tingkat awal merumuskan skenario pengamanan.
Ada lima hal yang kemudian menjadi perhatian dalam hal mempersiapkan pengamanan jelang laga sepak bola di Inggris.
1. Pembuat KeputusanSetiap pertandingan harus dilengkapi surat izin atau sertifikat keamanan dan keselamatan yang telah disetujui Grup Penasihat Keselamatan lokal (SAG). SAG itu terdiri atas perwaklan dari klub sepak bola lokal, kepolisian lokal, pemadam kebakaran, dewan kota, dan dari dinas kesehatan.
Semua pihak di dalam SAG itu harus dapat menjamin dan memastikan pelayanan untuk mengamankan dan mengantisipasi risiko keselamatan saat pertandingan sepak bola.
2. Skenario Jaminan Keamanan dan KeselamatanSAG juga yang menentukan derajat skenario kehadiran aparat untuk menjamin keamanan dan keselamatan dalam sebuah laga sepak bola. Derajat dengan kategori A misal pada laga Tottenham Hostpur versus Arsenal, atau West Ham United versus Milwall FC.
Ada matriks skor untuk menentukan derajat skenario tersebut. Walaupun begitu, kategori skenario itu bisa berubah jika terjadi peristiwa luar biasa dalam pertandingan sepak bola.
3. Jumlah Aparat di LapanganKomando ada di tingkat kepala kepolisan lokal, walau begitu aparat di lapangan bisa meminta bantuan atau saran ke atas.
Tak hanya itu, setiap klub pun memiliki protokol tersendiri yang juga disesuaikan dengan skenario yang ditentukan SAG.
Tak ada jumlah pasti untuk pelibatan aparat dalam setiap skenario. Jumlah aparat itu ditentukan dalam rapat koordinasi serta keputusan dari kepolisian lokal.
4. Koordinasi KeamananSetiap kali berlangsung sebuah pertandingan, satuan khusus Kepolisian Lalu Lintas Inggris (BTP), mengunjungi pihak-pihak terkait untuk mendiskusikan mata rantai koordinasi di SAG. Jika BTP tidak dapat memastikan mata rantai koordinasi dapat terjalin baik, ada hak untuk menyarankan membatalkan pertandingan.
(kid/ptr)