Jakarta, CNN Indonesia -- Potensi masalah di final Piala Presiden antara Persib Bandung dan Sriwijaya FCdi Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (18/10), bukan hanya masalah kemacetan atau kerusuhan, tapi juga soal buang hajat.
Menurut Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian, soal toilet menjadi salah satu hal yang diantisipasi baik pihak penyelenggara maupun Pemerintah Daerah, selain masalah kebersihan dan juga keamanan.
"Ini melibatkan banyak orang, 70 sampai 80 ribu orang. Otomatis kami pikirkan toilet bagaimana," kata Tito dalam rapat koordinasi bersama pemerintah DKI Jakarta di Balai Kota, Jumat (16/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tito, hal tersebut harus disiapkan penyelenggara, terutama mengingat pengalaman ajang-ajang dengan jumlah penonton besar di SUGBK. "Waktu itu konser Bon Jovi yang penontonnya hanya 20 ribu orang saja panjang sekali antrean (ke kamar mandi), apalagi 70-80 ribu orang. Jangan sampai toiletnya kurang," kata Tito sembari mengatakan bahwa ia akan meminta bantuan gubernur DKI Jakarta untuk masalah ini.
Selain pemda, gelaran Minggu nanti juga akan melibatkan Dinas Perhubungan dan juga Pemadam Kebakaran. "Kemudian yang paling penting adalah masalah kebersihan. Karena biasanya kalau kotor otomatis gubernur juga yang disalahkan."
Terlepas dari masalah toilet dan kebersihan, isu keamanan menjadi faktor paling disoroti di laga final di stadion berkapasitas 80 ribu lebih tempat duduk itu. Pasalnya, puluhan ribu Bobotoh, pendukung Persib Bandung rencananya akan menyaksikan secara langsung laga di tempat bersejarah itu.
Bobotoh mempunyai hubungan tidak harmonis dengan The Jakmania, pendukung klub Persija yang berbasis di Jakarta.
Untuk mengamankan laga tersebut, jajaran Polda Metro Jaya yang jumlahnya 30 ribu orang akan bersiaga satu di seluruh wilayah di Jakarta, terutama titik vital yang akan dilewati suporter-suporter Persib. Sementara itu, 10 ribu personel akan berjaga di wilayah SUGBK.
(vws)