Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman mengatakan bahwa tantangan yang ia rasakan di partai final Piala Presiden lebih ringan ketimbang yang dialami di laga semifinal.
Pada laga yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (18/10), Persib menang 2-0 atas Sriwijaya FC. Dua gol Pangeran Biru tercipta di babak pertama oleh Achmad Jufriyanto dan Makan Konate.
"Jujur, tensi pertandingan final tidak seberat tekanan di babak delapan besar. Di babak delapan besar bermain dua leg, sementara di final kami sudah tahu permainan Sriwijaya," kata pelatih yang akrab dipanggil Djanur tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djanur juga bersyukur atas gelar juara yang ia dapatkan, terutama karena ini adalah gelar keempat yang ia dapatkan selama berada di Persib, baik sebagai pemain maupun pelatih.
"Patut bersyukur saya melatih tim yang bagus sehingga tugas tidak terlalu sulit," kata Djanur.
Meski tidak terlalu merasakan tekanan di partai final, Djanur berkata bahwa kemenangan kali ini sangat membanggakan. Terutama karena partai final diselenggarakan di Gelora Bung Karno.
Bagi Djanur, stadion GBK memang memiliki makna dalam. Sebagai pemain ia pernah membawa Persib juara di stadion tersebut dua kali. Djanur juga menjadi asisten pelatih ketika Persib menjadi juara di musim pertama Liga Indonesia, yaitu 1993/1994.
"Kali ini lebih membanggakan karena juaranya di GBK. Dulu saya juara sebagai asisten pelatih dan pemain. Kini sebagai pelatih," katanya.
Di mata Djanur kebanggaan ini juga terbentuk karena lawan mereka di final bermain dengan luar biasa. "Main lawan Sriwijaya di GBK dan dihadiri puluhan ribu bobotoh yang susah payah ke Jakarta cukup membanggakan"
"Selamat bagi pemain dan ini merupakan kemenangan yang membanggakan," tutur Djanur.
(vws)