Jakarta, CNN Indonesia -- Pebalap Movistar Yamaha Valentino Rossi resmi mengajukan banding kepada Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) atas keputusan penalti tiga poin yang ia dapatkan di GP Malaysia, Minggu (25/10).
Penalti tiga poin itu membikin Rossi harus memulai GP Valencia dari grid paling belakang, karena sebelumnya ia pernah mengoleksi satu poin penalti. Sesuai peraturan, akumulasi penalti empat poin mengharuskan seorang pebalap start dari posisi paling belakang di seri selanjutnya.
Hukuman ini membuat peluang Rossi mendapatkan gelar juara dunia semakin sulit, karena kini hanya ada selisih tujuh angka antara dia dan Jorge Lorenzo sebagai peringkat dua klasemen balapan.
Semula, tim Yamaha mengajukan banding kepada federasi balapan internasional (FIM), namun kemudian ditolak. Banding kepada CAS menjadi jalan terakhir bagi Rossi untuk membalikkan keadaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan
Crash, belum dipastikan waktu pengambilan keputusan CAS. Namun karena banding tersebut diajukan terhadap poin penalti, maka CAS harus mengambil keputusan sebelum balapan GP Valencia, 8 November nanti, jika Rossi ingin mendapatkan keuntungan.
Jika Rossi berhasil meyakinkan CAS untuk menunda waktu eksekusi hukumannya sembari CAS melakukan penyelidikan, maka Rossi bisa membalap dengan normal di Valencia. Jika kemudian CAS membenarkan hukuman Pengawas Balapan, maka Rossi akan start paling belakang di balapan pertama musim 2016.
FIM memberikan pernyataan resmi yang membenarkan Rossi telah mengajukan banding secara resmi kepada CAS.
"Dengan melakukan banding kepada Pengadilan Arbitrase Olahraga, Tuan Rossi berusaha menggugurkan atau mengurangi poin penalti. Ia kemudian meminta eksekusi hukuman ditunda, sesuai dengan Pasal R37 dari Kode Arbitrase Terkait Olahraga."
"FIM tidak akan berkomentar lebih lanjut atas hal ini."
Rossi dituduh 'menendang' Marc Marquez di putaran ketujuh GP Malaysia sehingga pebalap Spanyol itu terjatuh dan tidak bisa melanjutkan balapan.
Dalam pembelaannya di hadapan Pengawas Balapan, Rossi mengatakan bahwa ia bergerak melebar di tikungan untuk membuat Marquez berjarak dengan dirinya, terutama karena Marquez berulang kali menahan lajunya.
Klaim tersebut dibantah Marquez, namun Pengawas Balapan mempertimbangkan hal tersebut sebagai 'provokasi' untuk Rossi.
Pebalap Italia itu menolak anggapan bahwa ia dengan sengaja membuat Marquez terjatuh, atau ia menendang Marquez. Pengawas Pertandingan tidak bisa menyimpulkan apapun dari video gerakan kaki Rossi, dan hal tersebut tidak dijadikan dasar pertimbangan terhadap hukumannya.
(vws)