Jakarta, CNN Indonesia -- Ada perbedaan mengenai kesimpulan dari agenda delegasi FIFA dan AFC di Indonesia pada hari pertama keberadaan mereka di tanah air.
Utusan-utusan otoritas sepak bola dunia dan konfederasi sepak bola Asia itu mengawali agenda mereka dengan pertemuan bersama Pengurus PSSI dan Dewan Kehormatan di kantor organisasi sepak bola Indonesia itu, Senin (2/11).
Kemudian, pada petang harinya, tanpa didampingi PSSI, utusan-utusan itu menemui Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan, ada dua kesimpulan berbeda yang disampaikan dua pihak--pemerintah dan PSSI--mengenai hasil pertemuan masing-masing dengan delegasi FIFA dan AFC.
Pihak pemerintah mengklaim hasil pertemuan dengan presiden berupa keterkejutan delegasi FIFA-AFC terhadap PSSI dan juga mengenai pembentukan tim untuk mengatasi persoalan sepak bola Indonesia.
"Tadi Bapak Presiden menyampaikan kepada delegasi FIFA dan AFC bahwa kami tidak puas dengan reputasi dan performance dari PSSI," ujar Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki di Istana Merdeka, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (2/11).
Namun, pihak PSSI merasa hasil pembicaraan dengan presiden itu dipelintir dari hasil sebenarnya.
"Kami mau meluruskan," ujar Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattaliti, di kantor PSSI, beberapa saat setelahnya. "Mereka (delegasi FIFA-AFC) justru kecewa mengapa semua dibalik."
Tak hanya itu, jumpa pers delegasi FIFA-AFC yang awalnya direncanakan akan dilangsungkan pukul 15.00 WIB di kantor PSSI pun akhirnya batal. Pembatalan jumpa pers itu disampaikan La Nyalla pada pukul 19.15 WIB.
La Nyalla mengklaim pembatalan agenda tersebut akibat kekecewaan pihak FIFA dan AFC terhadap hasil berbeda terkait pembicaraan mereka dengan presiden yang beredar di media-media massa.
"Jadi tadi mereka sudah mau memberikan pernyataan di sini tapi ada berita yang berbeda dengan hasil pembicaraan di sebuah media online," ujar La Nyalla menjelaskan.
Mengenai hasil pertemuan Jokowi dengan Delegasi FIFA dan AFC itu pun sudah dipublikasi di situs resmi Sekretariat Kabinet RI (
www.setkab.go.id).
Dalam publikasi hasil pertemuan itu dikutip langsung pernyataan Jokowi yang mengatakan, "Tadi saya hanya menyampaikan kepada delegasi FIFA maupun AFC, bahwa kita ingin segera mendapatkan solusi. Kita juga akan membentuk tim secepatnya untuk nanti berkomunikasi terus-menerus dengan FIFA, sehingga ketemu solusinya."
Selain itu, pernyataan bersama delegasi FIFA/AFC di Indonesia pada hari ini juga telah dipublikasi lewat situs resmi FIFA (
www.fifa.com). Dalam pernyataan itu disebut bahwa antara delegasi FIFA, AFC, dengan PSSI dan Pemerintah Indonesia memiliki pandangan yang sama tentang perlunya memaksimalkan reformasi dalam sepak bola nasional.
'Presiden Republik Indonesia memahami bahwa reformasi apapun harus terjadi di bawah naungan Statuta FIFA, namun pemerintah (Indonesia) diterima sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam reformasi. Presiden Republik Indonesia menyatakan keprihatinan yang tulus tentang urusan sepak bola Indonesia dan menegaskan kembali komitmennya untuk mengembangkan permainan (sepak bola nasional). Delegasi ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua pihak, termasuk Presiden Republik untuk pertemuan yang produktif,' demikian kesimpulan dalam pernyataan bersama FIFA/AFC itu.
Sementara itu, La Nyalla saat menyampaikan pembatalan jumpa pers Delegasi FIFA dan AFC hari ini mengatakan, "FIFA itu tidak akan keluar dari statuta mereka dan pembentukan tim kecil tanpa PSSI juga tidak bisa."
La Nyalla lalu mengonfirmasi akan digelar agenda jumpa pers baru besok, Selasa (3/11).
Delegasi FIFA-AFC besok dijadwalkan masih akan bertemu dengan sejumlah
stakeholder di kantor PSSI. Mereka dijadwalkan akan bertemu dengan Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional Indonesia (APPI) dan Asosiasi Pemain Sepak Bola Nasional Indonesia (APSNI), sebelum bertemu dengan PT Liga Indonesia, dan Seksi Wartawan Olahraga (SIWO) dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
(kid)