Jakarta, CNN Indonesia -- Gelandang timnas Belgia yang memperkuat AS Roma, Radja Nainggolan, harus berurusan dengan polisi setelah sempat dikira sebagai teroris ketika sedang bersantai di sebuah hotel di Antwerp, Rabu (18/11).
Seperti dikutip dari
The Telegraph, sejumlah tamu di Hotel Raddison, Antwerp, menghubungi kepolisian setempat. Tamu yang tidak disebutkan namanya itu mengklaim melihat seseorang yang dicurigai sebagai teroris.
Nainggolan yang keturunan Batak, diklaim bertindak mencurigakan dengan menggunakan topi dan badan penuh tato.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suratkabar La Derniere Heure mengklaim, tiga orang polisi berusaha mendatangi kamar hotel Nainggolan. Namun, setelah melihat Nainggolan di kamar hotel, ketiga polisi itu langsung mengenali gelandang 27 tahun itu.
"Beruntung polisi langsung mengenali saya," ujar Nainggolan seperti dilansir La Derniere Heure.
Bukan berakhir dengan penangkapan, Nainggolan justru foto bersama ketiga polisi yang menghampirinya di hotel. Seorang teman dekat Nainggolan, Naoufal Attar, mengunggah foto tersebut melalui Twitter.
"Seseorang di Raddison menelepon polisi karena Nainggolan terlihat mencurigakan," tulis Attar melalui Twitter yang kemudian di retweet oleh Nainggolan.
Kepolisian Belgia saat ini sedang siaga satu menyusul penangkapan sejumlah orang di wilayah Brussels yang diduga terkait penyerangan mematikan di Paris, Perancis, 13 November lalu.
Kondisi itu membuat pertandingan persahabatan antara Belgia melawan Spanyol pada 17 November lalu dibatalkan karena alasan keamanan. Pembatalan itu membuat Nainggolan memilih pulang ke Antwerp, yang merupakan kampung halamannya sebelum kembali ke AS Roma.
(har/har)