Goyang Samba Metal ala Juergen Klopp

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Minggu, 22 Nov 2015 16:18 WIB
Ide-ide Juergen Klopp bersama Liverpool mulai terwujud di atas lapangan. Salah satunya adalah dengan mengantarkan kekalahan terburuk ManCity.
Juergen Klopp membawa Liverpool menang 4-1 di Stadion Etihad. (Reuters / Carl Recine)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jika Juergen Klopp memainkan sepak bola metal bersama Borussia Dortmund, maka di Liverpool ia mengombinasikannya dengan tarian Samba. 'Gado-gado' itu lah yang sempat ia tunjukkan ketika membawa Liverpool memetik kemenangan 4-1 di markas Manchester City, Stadion Etihad, Sabtu (21/11).

Klopp sukses menginstruksikan para penggawa Liverpool untuk memainkan sepak bola ala dirinya: cepat, memberikan tekanan tinggi di lini pertahanan lawan, dan mengandalkan umpan-umpan vertikal, dan kemudian ditopang permainan duo Brasil yang mengobrak-abrik lini pertahanan lawan.  

Flick Phillipe Coutinho sebagai umpan kepada Roberto Firmino di menit ke-36 memperlihatkan bagaimana keduanya sebagai seniman sepak bola tidak kehilangan identitasnya dalam sepak bola Metal milik Klopp.  
Kombinasi Samba-Metal tersebut mengantarkan kekalahan 1-4 pertama Manchester City di kandangnya sendiri dalam 12 tahun terakhir. Kekalahan yang membuat sang manajer, Manuel Pellegrini, marah besar dan mengatakan bahwa pertandingan itu adalah "bencana" terburuk dalam kariernya di Stadion Etihad.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penampilan itu tentu bukan datang tanpa terencana. Menghadapi City yang kehilangan Vincent Kompany karena cedera, Klopp memutuskan untuk mengistirahatkan ujung tombaknya, Christian Benteke.

Pelatih asal Jerman itu lebih memilih bermain tanpa striker murni dan mengandalkan kecepatan dan kemampuan Adam Lallana, Firmino, dan Coutinho dalam bertukar posisi di lini depan.

Resep ini terbukti sukses. Lallana memang tidak mencetak gol atau assist, tapi ia selalu ada di kotak penalti ketika Liverpool membobol gawang Joe Hart, berupaya untuk mengacaukan posisi barisan pertahanan lawan.

Pola ini juga yang terlihat dalam beberapa laga terakhir Liverpool di bawah Klopp, yaitu Lallana yang seolah bertindak sebagai penyerang kedua yang menusuk masuk ke kotak penalti.

Pressing sebagai ciri khas sepak bola Klopp juga terlihat dalam bertahan. Sepanjang 90 menit, penggawa The Reds melakukan 47 kali tekel, atau nyaris dua kali lipat dari 28 tekel yang dilakukan Yaya Toure dan kawan-kawan.

Meski kalah dalam penguasaan bola, tekel-tekel tersebut membuat Liverpool terlihat sangat ingin membuat hidup para penggawa City susah dalam laga itu.

Menghidupkan Kembali Firmino

Satu hal yang bisa membuat lega para pendukung Liverpool adalah Firmino yang mulai memperlihatkan permainan terbaiknya semenjak pindah ke Inggris.

Setelah tak mampu mencatatkan satu gol atau assist pun bagi manajer yang mendatangkannya di bursa transfer musim panas, Brendan Rodgers, Firmino mulai produktif bersama The Reds.

Di tiga laga terakhirnya, termasuk melawan ManCity, gelandang tim nasional Brasil itu meraih tiga assist dan satu gol. Angka itu bisa bertambah baik lagi jika saja  umpannya untuk Coutinho yang berbuah gol bunuh diri Eliaquim Mangala dihitung sebagai assist.

Terlepas dari angka-angka itu, Firmino menunjukkan kapasitasnya dalam menterjemahkan keinginan Klopp dengan melakukan umpan satu-dua dengan Coutinho dengan baik, selalu mencari celah untuk menciptakan gol (seperti yang terlihat dalam golnya ke gawang City), dan juga selalu mengejar bola untuk menekan lini pertahanan lawan.

Jika ia meneruskan performanya ini, maka takkan heran jika ia akan menjadi instrumen penting dalam sepak bola Klopp di Liga Primer Inggris.
(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER