Jakarta, CNN Indonesia -- Klub sepak bola Chile, Colo Colo, akhirnya mampu mengunci gelar juara liga di negara itu pada akhir pekan lalu. Hal itu terjadi setelah rival terdekat Colo Colo, Universidad Catolica, tak bisa melanjutkan persaingan perburuan titel juara.
Namun, seperti dilansir
Euro Sport, perayaan kemenangan Colo Colo itu dilakukan dengan diam karena duka yang dialami para pendukung tim terbaik di Chile tersebut.
Sehari sebelum memastikan gelar juara itu, terjadi kerusuhan besar yang memakan korban antara suporter Colo Colo dan Santiago Wanderers.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para suporter dua tim masuk ke dalam lapangan dan bentrok dengan menggunakan tongkat, batu, dan kursi yang dirusak dari tribun. Beberapa dari mereka terlihat menyalakan petasan atau menyalakan flare yang dilempar ke arah rival.
Sejauh ini seorang pria disebutkan mengalami luka kritis akibat bentrok yang juga terjadi di luar stadion.
Wasit membatalkan laga antara Colo Colo dan Wanderers akibat bentrokan tersebut.
Namun, beberapa saat setelahnya tim yang berbasis di Macul, Santiago, itu didaulat sebagai juara Liga Chile. Pasalnya, Catolica kalah dari Audax Italiano dengan skor 0-1.
"Kami telah bekerja keras sepanjang musim untuk menyelesaikannya di tempat pertama dan kemudian kami bersedih karena insiden-insiden ini terjadi. Ini membuat kami sedih, tetapi yang dipecundangi secara besar adalah sepak bola," kata pelatih Colo Colo Jose Luis Sierra.
Gelar yang baru diperoleh pada akhir pekan ini adalah gelar ke-31 bagi Colo Colo. Hal itu membuat tim dengan julukan
El Cacique itu menjadi pemegang trofi liga Chile terbanyak sepanjang sejarah yakni 31 kali.
Di tempat kedua tim dengan kemenangan liga terbanyak adalah Univesidad de Chile sebanyak 17 kali di susul Catolica dengan 10 kali.
(kid)