Jakarta, CNN Indonesia -- Jika melihat satu tahun ke belakang, akan sulit membayangkan Chelsea kini berada di papan bawah Liga Primer Inggris dan bersaing menghindari jurang degradasi bersama dengan Norwich City, Sunderland, dan Aston Villa.
Musim lalu atmosfer Stamford Bridge dipenuhi dengan optimisme, kebanggaan, dan terkadang arogansi berlebihan. Penyebabnya Chelsea yang begitu dominan di kompetisi elite Inggris tersebut.
Dominasi yang meneguhkan status Jose Mourinho sebagai 'The Special One', lebih superior dibanding manajer Liga Primer lainnya seperti 'rival favoritnya': Arsene Wenger.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terus melaju tak terkalahkan hingga awal Desember tahun lalu, kandidat juara melekat begitu erat di Chelsea, membuat klub besar lainnya seperti Manchester City dan Arsenal hanya sekedar 'pemanis' dalam persaingan menuju yang terbaik di Inggris.
Selain merebut mahkota Liga Primer, Chelsea juga menambah koleksi gelar mereka dengan merebut Piala Liga.
Terjun ke Zona DegradasiJika kota Roma yang dibangun lebih dari 3.000 tahun dapat hancur dalam satu hari akibat kebakaran besar, begitu pula Chelsea yang tiap tahun dikelilingi klub-klub besar yang siap menyalip mereka dalam perburuan trofi Liga Primer.
Melakoni musim 2015/2016 dengan kepercayaan diri dan arogansi tinggi, Swansea City menjadi klub pertama yang memberikan tamparan bagi The Blues. The Swans menahan imbang Chelsea 2-2 pada 8 Agustus lalu.
Laga itu juga diwarnai konfrontasi antara Mourinho dan tim medis The Blues yang dipimpin Eva Carneiro, mengawali drama berkepanjangan yang merusak reputasi Chelsea dan manajer asal Portugal tersebut.
Setelah hasil imbang melawan Swansea, Chelsea dipermalukan Manchester City 0-3 dan Crystal Palace 1-2. Hasil itu membuat bulan pertama Liga Primer menjadi bulan yang ingin segera dilupakan publik Stamford Bridge.
Namun, tiga kemenangan dalam enam pertandingan di berbagai ajang pada bulan September memberikan secercah harapan bagi Chelsea untuk menemukan jati diri mereka kembali.
Kepercayaan diri yang langsung dimentahkan dengan kekalahan 1-3 dari Southampton, disusul West Ham United, Liverpool, dan Stoke City, yang berurutan mendulang tiga poin dari Chelsea.
Kini, alih-alih kembali bersaing di papan atas untuk menjadi yang terbaik di Inggris, Chelsea justru harus berjuang melepaskan diri dari zona degradasi.
Minim PersiapanKejatuhan Chelsea pada musim ini merupakan bom waktu yang telah ditanamkan Mourinho sejak akhir musim lalu. Meraih gelar ganda, Chelsea dipenuhi rasa kepercayaan diri yang terlalu besar memasuki musim 2015/2016. Padahal persiapan John Terry dan kawan-kawan terbilang minim.
Alih-alih memperkuat skuatnya dengan mendatangkan pemain baru, Mourinho memilih memberikan salah satu pemain kuncinya, Petr Cech, kepada Arsenal.
Rutin mengejek Arsenal dan Arsene Wenger, Mourinho malah memberikan rival sekotanya itu salah satu penjaga gawang terbaik di Liga Primer dan Eropa saat ini.
Tak hanya itu, keputusan Mourinho memberikan libur ekstra bagi sejumlah pemainnya sehingga Chelsea memulai tur pramusim lebih lambat dibanding pesaingnya, justru membuat kebugaran para pemainnya itu dipertanyakan.
Chelsea juga gagal di bursa transfer. Mourinho hanya mendapatkan Pedro Rodriguez dan Radamel Falcao. Amunisi baru itu tidak mampu mengembangkan permainan The Blues.
Pedro gagal beradaptasi dengan permainan sepak bola Inggris. Sementara Falcao lebih banyak absen karena cedera.
Buruknya penampilan Chelsea juga ditandai menurunnya permainan dua pemain kunci: Eden Hazard dan Cesc Fabregas.
Hazard yang mencetak 14 gol di Liga Primer musim lalu, hingga kini belum juga mencetak gol. Sementara musim lalu Fabregas mampu menciptakan 9 assist hingga matchday ke-16, sedangkan musim ini gelandang asal Spanyol itu baru menciptakan 2 assist.
Minimnya persiapan, pembelian pemain, dan arogansi tinggi The Blues itu sendiri diakui oleh Diego Costa, yang musim ini lebih sering terlibat dengan kontroversi dibanding sibuk melakukan tugasnya di atas lapangan: mencetak gol.
"Kami kembali ke tim terlalu santai dan berpikir kami akan menjuarai (liga) lagi, sama seperti musim lalu," ujar Costa kepada
Soccer AM.
Hasilnya? sembilan kekalahan yang telah ditelan Chelsea musim ini dari 16 pertandingan liga membuat mereka terpuruk di peringkat ke-16 dengan 15 poin, hanya terpaut satu poin dari Norwich City di batas zona degradasi.
Musim yang membuat Chelsea menjadi lelucon besar di Liga Primer. Sebuah kisah klub papan atas yang terancam kehilangan segalanya, hanya dalam tempo satu tahun.
(har)