Lima Momen yang Mengubah Wajah Sepak Bola 2015

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Rabu, 30 Des 2015 14:56 WIB
Mulai dari sanksi FIFA untuk Indonesia hingga Leicester City ke puncak klasemen Liga Inggris, sepak bola 2015 dipenuhi beragam kejutan.
Barcelona mendapatkan lima gelar di tahun 2015. (REUTERS/David Mdzinarishvili)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sepak bola menunjukkan berbagai ketidakterdugaan terutama pada paruh kedua tahun 2015. Mulai dari Kevin De Bruyne yang menjadi pemain termahal sepanjang masa Manchester City, kedatangan Juergen Klopp ke Liverpool, Leicester City ke puncak klasemen Liga Inggris, hingga pemecatan Jose Mourinho.

Sementara itu, di paruh musim pertama wajah sepak bola lebih didominasi cerita soal kehebatan Barcelona yang mendapatkan gelar treble, keruntuhan dinasti Klopp di Borussia Dortmund, serta Si Nyonya Tua Juventus yang tiba-tiba menyeruak di kompetisi Eropa dengan menjadi finalis Liga Champions.

Semua keriuhan itu terjadi bukannya tanpa sebab. Beberapa peristiwa menjadi titik awal dari berbagai perubahan yang terjadi pada wajah sepak bola.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5. Pesta Ulang tahun Cristiano Ronaldo

Real Madrid memasuki tahun 2015 dengan kedigdayaan. Bukan hanya karena Barcelona sedang terpuruk, namun Los Blancos juga mendapatkan rentetan kemenangan serta menutup 2014 sebagai juara Piala Dunia Antarklub.

Tapi semua mulai berubah pada Januari. Luis Enrique menemukan racikan tepat untuk Barcelona, sementara Madrid mulai bisa digoyang oleh lawan-lawannya. Kemudian muncul satu insiden yang mendorong Madrid terperosok, yaitu pesta Cristiano Ronaldo.   

Ronaldo, yang tepat berusia 30 pada 5 Februari lalu, menggelar pesta ulang tahun beberapa jam setelah Real Madrid menelan kekalahan terburuk musim ini 0-4 dari Atletico Madrid di Vicente Calderon, Sabtu (7/2).

Sejumlah pemain El Real menghadiri pesta tersebut. Bahkan tiga pemain yang sedang mengalami cedera, James Rodriguez, Luka Modric, dan Sami Khedira, turut hadir dalam pesta ulang tahun CR7.

Aksi Ronaldo itu membuat dua kapten El Real, Iker Casillas dan Sergio Ramos, dikabarkan marah dan terjadi pertikain dalam tubuh tim. Sejak saat itu pula permainan Madrid menurun drastis, dan menelan tiga kekalahan dari Athletic Bilbao dan Barcelona dalam tujuh pertandingan di La Liga.

Di akhir musim, Barca pun sukses menggondol treble sementara Madrid harus kehilangan sang pelatih, Carlo Ancelotti.

4. Arema Cronus dan Persebaya (PT. MMIB) Tak Lolos Verifikasi BOPI

Meski sepak bola Indonesia masih memiliki Piala Presiden, Piala Kemerdekaan, dan Piala Jenderal Soedirman, satu narasi utama di tahun 2015 adalah tentang kompetisi yang terhenti dan juga jatuhnya sanksi FIFA atas PSSI.

Seluruh peristiwa ini bermula ketika Badan Profesional Indonesia (BOPI) di bawah Kemenpora menerapkan aturan lebih ketat terhadap proses verifikasi klub. Klub dan pemain diwajibkan punya NPWP serta harus bayar pajak, dan punya kejelasan mengenai status hukum klub. Arema Cronus dan Persebaya yang berada di bawah PT. MMIB dianggap sedang terlibat kasus dualisme sehinggga tidak memenuhi syarat BOPI.   

Namun PT Liga Indonesia serta PSSI tetap menjadikan kedua klub sebagai peserta liga yang kemudian berujung kisruh berkepanjangan antara PSSI melawan Kemenpora.

Dengan pemerintah dianggap melanggar Stauta FIFA krena ikut campur dalam urusan sepak bola, FIFA pun kemudian menjatuhi hukuman sanksi.

3. Baku Hantam Nigel Pearson dan James McCarthur

Tak bisa diragukan kehadiran Claudio Ranieri telah mengubah peta persepakbolaan Inggris. Pelatih asal Italia itu sukses mengangkat Leicester City ke pucuk klasemen Liga Inggris, dan hingga paruh musim pertama berakhir tetap bertengger di peringkat dua.

Padahal, Leicester di musim sebelumnya hanya klub yang berjuang keras menghindari jurang degradasi.

Garis nasib The Foxes berubah setelah pemilik Leicester memecat Nigel Pearson, pelatih yang menyelamatkan mereka dari jurang degradasi. Pemecatan ini terjadi karena Pearson kerap berulah, baik di dalam maupun luar lapangan.

Salah satunya adalah ketika ia mencekik pemain Crystal Palace James McArthur saat Leicester ditundukkan Palace 0-1.  Saat itu McArthur sedang berusaha mengejar bola dan tanpa sengaja menabrak Pearson hingga terjatuh. Manajer berusia 51 tahun itu bereaksi dengan mencekik McArthur dan menarik kaus pemain Palace tersebut.
 
Beberapa kontroversi Pearson lainnya adalah kedapatan memaki suporter, menghina jurnalis dengan sebutan 'burung unta', hingga sang putra James Pearson yang terlibat kasus skandal seks.

2. Pertikaian Jose Mourinho dan Eva Carneiro

Hanya berselang enam bulan usai membawa Chelsea menjadi juara Liga Primer Inggris, Jose Mourinho menelan pil pahit dipecat sang pemilik klub, Roman Abramovich.

Sebelumnya, masa setengah tahun terakhir Mou di Stamford Bridge dipenuhi berbagai kontroversi mulai dari pertikaian dengan John Terry, hingga perselisihan terbuka dengan Arsene Wenger.

Mimpi buruk Mourinho diawali ketika ia secara terbuka menyudutkan ketua tim medis klubnya sendiri, Eva Carneiro, di laga pembuka Liga Primer musim ini.

Mourinho bahkan tertangkap kamera memaki Eva dan kemudian melabeli dokter tim dan asistennya, Jon Fearn, sebagai orang yang naif karena masuk ke lapangan untuk menangani Eden Hazard.

Pertikaian ini berujung pada hengkangnya dokter asal Portugal itu, September lalu, dan juga sebuah tuntutan hukum untuk Mourinho.

1. Penangkapan Besar-besaran di Markas FIFA

Selama empat periode memimpin FIFA, Sepp Blatter dan para petinggi FIFA tampak tak bisa tersentuh oleh siapapun. Tapi surat penangkapan yang dikeluarkan Kejaksaan Agung Amerika Serikat untuk para petinggi FIFA yang dituduh melakukan korupsi, menjadi celah untuk menggoyang organisasi sepak bola tertinggi di dunia itu.

Surat penangkapan itu membuat pihak kepolisian Swiss mendatangi hotel mewah tempat petinggi FIFA menginap sebelum Kongres Luar Biasa pemilihan presiden FIFA dimulai pada awal Mei lalu. Total 14 orang ditangkap atas tuduhan korupsi hak siar dan juga penyuapan untuk mendapatkan hak tuan rumah Piala Dunia.

Penangkapan itu hanya menjadi gerbang masuk bagi peristiwa-peristiwa besar lainnya, seperti pengunduran Blatter menjadi presiden FIFA dan sanksi larangan beraktivitas di dunia sepak bola bagi Blatter dan presiden UEFA Michel Platini.

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER