Jakarta, CNN Indonesia -- Pengelola stadion legendaris Maracana di Rio de Janeiro, Brasil, memecat 75% dari staf arenanya delapan bulan sebelum Olimpiade 2016 dimulai.
Konsorsium yang dibentuk perusahaan konstruksi Odebrecht SA dan kelompok hiburan AEG menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa 40 orang diberhentikan dari pekerjaannya.
Dilansir dari
The Guardian, stadion yang pernah digunakan untuk penyelenggaraan final Piala Dunia 2014 ini selama sembilan bulan mendatang akan dipakai panitia penyelenggara Olimpiade 2016. Panitia Olimpiade akan membawa para pekerjanya sendiri untuk periode persiapan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengelola Maracana mengatakan tujuan pemberhentian hubungan kerja tersebut adalah untuk memotong pengeluaran biaya selagi fasilitas stadion diambilalih panitia penyelenggara Olimpiade 2016.
Stadion yang berkapasitas 79 ribu penonton tersebut dijadwalkan menyelenggarakan cabang sepak bola serta upacara pembukaan dan penutupan.
Kepemilikan stadion pada 2013 diteruskan kepada sebuah konsorsium swasta yang dibentuk oleh Odebrecht, yang saat ini tengah terlibat skema kasus korupsi besar-besaran di perusahaan minyak milik negara, Petrobras.
Media Brasil melaporkan bahwa operasi stadion tersebut akan dikembalikan kepada negara pada 2017.
Selain soal pemecatan, media Brasil juga mengabarkan Stadion Joao Havelange yang jadi venue cabang olahraga atletik di Olimpiade 2016 telah tanpa air dan listrik selama sepakan terakhir karena belum membayar tagihan.
Menurut situs Globo, Stadion Joao Havelange yang dikenal secara lokal dengan nama Engenhao, memiliki utang tagihan listrik sekitar 225 ribu dolar AS.
(ptr/ptr)