Jakarta, CNN Indonesia -- Louis van Gaal menyatakan dirinya seperti Juergen Klopp yang selalu spontan dan emosional di kala muda. Namun, aku Van Gaal, dirinya tak ingin terlampau lama seperti itu dan mencoba untuk belajar mengontrol diri sendiri di pinggir lapangan.
"Kala saya memulai karier (manajer) saya juga melakukan seperti itu (tingkah laku Klopp) juga. Tetapi saya tidak berpikir anda dapat mengubah atau memengaruhi wasit dari garis pinggir lapangan," kata Van Gaal seperti dikutip dari
ESPN FC.
Van Gaal merujuk pada seringnya Klopp memprotes keputusan wasit dari pinggir lapangan. Para pengadil lapangan di Inggris, kata Van Gaal, tak akan mudah terpengaruh manajer atau suporter klub.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Van Gaal bercerita ketika ia membawa Ajax Amsterdam menjuarai Liga Champions pada 1995 silam. Dalam partai final melawan AC Milan, sang juru taktik asal Belanda itu mengatkaan dirinya hampir saja menendang ofisial keempat.
"Pada final Liga Champions 1995, Ajax melawan AC Milan, dan saya melakukan tendangan. Kami menag 1-0, tetapi kami seharusnya mendapatkan penalti untuk tekel yang tinggi terhadap (Jari) Litmanen," kata dia.
"Saya begitu marah, jadi saya melakukan tendangan karate di garis pinggir lapangan --sebuah kaki hampir mengenai wajah ofisial (keempat). Saya ingin menunjukkan kepada dia apa yang telah terjadi kepada Litmanen."
Hasil di final Liga Champions itu belakangan membuat Van Gaal sadar. Mantan manajer timnas Belanda itu mengatakan tak ada orang yang bisa mengubah keputusan wasit. Sejak saat itu, lanjutnya, ia terus mencoba untuk mengontrol emosi saat berada di pinggir lapangan.
(kid)